KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga ayam hidup/livebird masih tertekan sejak 2015 hingga tahun 2020 ini. Kondisi ini membuat para peternak ayam mengalami kerugian akibat harga ayam hidup di bawah harga pokok produksi (HPP). Penyebab utama hal ini terjadi karena harga sarana produksi ternak (sapronak) yang meliputi DOC atau anak ayam dan pakan ternak yang lebih tinggi daripada harga panen ayam. Ketua Aksi Forum Peternak Ayam Milenial Jawa Barat, Alvino Antonio W, mengatakan, harga livebird saat ini menyentuh level Rp 16.000 - Rp 16.500 per kilogram (kg) di wilayah Bogor, sementara HPP mencapai Rp 18.000 per kg. Sementara itu, harga DOC berada di level Rp 7.000 - Rp 7.500 per ekor dan harga pakan menyentuh Rp 7.000 - Rp 7.200 per kg. "Harga pakan cenderung naik sekitar Rp 250 per kg sejak bulan lalu,"ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (3/12).
Harga ayam tertekan, peternak dorong transparansi data integrator
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga ayam hidup/livebird masih tertekan sejak 2015 hingga tahun 2020 ini. Kondisi ini membuat para peternak ayam mengalami kerugian akibat harga ayam hidup di bawah harga pokok produksi (HPP). Penyebab utama hal ini terjadi karena harga sarana produksi ternak (sapronak) yang meliputi DOC atau anak ayam dan pakan ternak yang lebih tinggi daripada harga panen ayam. Ketua Aksi Forum Peternak Ayam Milenial Jawa Barat, Alvino Antonio W, mengatakan, harga livebird saat ini menyentuh level Rp 16.000 - Rp 16.500 per kilogram (kg) di wilayah Bogor, sementara HPP mencapai Rp 18.000 per kg. Sementara itu, harga DOC berada di level Rp 7.000 - Rp 7.500 per ekor dan harga pakan menyentuh Rp 7.000 - Rp 7.200 per kg. "Harga pakan cenderung naik sekitar Rp 250 per kg sejak bulan lalu,"ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (3/12).