Harga ayam jatuh, Sierad andalkan sektor lain



JAKARTA. Emiten peternakan pasrah melihat harga pokok produksi yang terus melambung akibat naiknya harga pakan namun tidak diimbangi dengan peningkatan harga jual anak ayam usia sehari atau day old chick (DOC) dan daging ayam di tingkat pengecer. Eko P. Sandjojo, Wakil Direktur Utama PT Sierad Produce Tbk mengatakan, perusahaan peternakan ayam tidak dapat berbuat banyak dalam mengatasi anjloknya harga ayam di tingkat eceran ini. "Pengusaha susah, tidak bisa kurangi produksi. Karena nanti akan dianggap kartel. Yang boleh pemerintah," kata Eko, Senin (24/3). Sekedar catatan saja, untuk mengatasi persoalan harga ayam yang turun ini sebenarnya para produsen dapat melakukannya dengan mengurangi suplai DOC ke pasaran. Dengan demikian, dalam 30 hari maka suplai ayam akan berkurang dan harga menjadi terkerek lagi. Meski demikian, Eko bilang hal tersebut tidak dapat dilakukan karena akan terbentur dengan peraturan perdagangan. Para pelaku usaha hanya dapat berharap campur tangan dari pemerintah untuk dapat segera menstabilkan kondisi perungasan ini. "Yang boleh pemerintah (mengatur suplai)," ujar Eko. Melihat kondisi tersebut, produsen ayam mengaku tidak dapat berbuat terlalu banyak. Sebagai perusahaan peternakan yang terintegrasi, Eko mengatakan pihaknya hanya mengandalkan pada pemasukan dari sektor usaha lain yang dimiliki perusahaan seperti pengolahan daging. Untuk produksi daging olahan Eko mengatakan Sierad menargetkan produksi sebanyak 12.000 ton, atau naik hingga 100% dibandingkan tahun lalu yang masih di kisaran 6.000 ton. Peningkatan produksi yang tinggi ini dikarenakan ekspansi usaha yang dilakukan manajemen di tahun lalu. Seperti diketahui, paska mengakuisisi saham PT Belfoods Indonesia sebesar Rp 59,68 miliar, Sierad Procude konsisten untuk terus mengembangkan bisnis makanan olahan khususnya daging ayam. Eko bilang, produksi makanan olahan yang diproduksi bervariasi mulai dari chicken nugget hingga bakso dan sosis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan