KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (
CPIN) bakal menikmati harga ayam yang diperkirakan lebih tinggi di tahun 2024. Di samping itu, normalisasi harga pakan bakal mengurangi biaya pengeluaran CPIN. Analis Ciptadana Sekuritas Muhammad Gibran memproyeksi bahwa harga ayam pedaging (broiler) dan harga anak ayam usia sehari alias
day old chick (DOC) bakal terus meningkat lebih lanjut. Tren kenaikan harga ayam pada awal tahun ini diharapkan masih akan berlangsung usai Lebaran. Seperti diketahui, harga ayam broiler menunjukkan perbaikan dan mencapai Rp 20.400 per ekor pada bulan Februari dibandingkan dengan Rp 19.400 per ekor di sepanjang 2023. Perbaikan serupa juga terjadi pada harga DOC yang dibanderol Rp 5.200 per ekor di bulan Februari dibandingkan dengan Rp 4.700 per ekor di tahun 2023.
“Kami memperkirakan tren kenaikan harga DOC dan broiler tersebut akan terus berlanjut dalam beberapa bulan mendatang, didukung oleh beberapa hal penting,” ungkap Gibran dalam riset 3 April 2024.
Pertama, Gibran menyebutkan, data historis menunjukkan bahwa selama bulan Ramadan terjadi rata-rata pertumbuhan bulanan sebesar 6% MoM untuk DOC dan 13% MoM untuk harga ayam broiler dari tahun 2017 hingga 2023. Kecuali pada tahun 2020 yang dipengaruhi oleh situasi Covid.
Kedua, pemerintah sedang menjalankan inisiatif dukungan sosial, seperti bantuan tunai sebagai mitigasi risiko pangan dan beras bulanan. Subsidi diharapkan dapat memperkuat daya beli masyarakat berpendapatan rendah, sehingga mendorong pertumbuhan volume.
Baca Juga: Rekomendasi Saham Charoen Pokphand (CPIN) Usai Labanya Tertekan pada Tahun Lalu Di samping itu, Gibran melihat, harga pakan sudah mulai melunak. Harga jagung lokal mengalami penurunan kuartalan hingga mencapai Rp 5.500 per kilogram pada Maret 2024 dibandingkan Rp 6.500 per kilogram pada kuartal IV-2023. Sedangkan, harga bungkil kedelai (SBM) turun 18% QoQ menjadi US$ 345 per ton di kuartal I-2024, yang menjadi penyangga terhadap keseluruhan biaya pakan di awal tahun ini. Ciptadana Sekuritas memperkirakan, kenaikan harga jagung akan terus berlanjut menjadi normal, dengan penurunan diperkirakan terjadi pada bulan April 2024. Dengan catatan, jika kondisi cuaca mendukung dan tidak terlalu kering atau terlalu basah, dan musim panen biasanya terjadi di antara Februari dan April. Harga bungkil kedelai juga diperkirakan terus melemah, dengan harga rata-rata sebesar US$ 350 per ton hingga US$ 400 per ton pada kuartal II-2024. Rendahnya harga tepung kedelai pada 2024 akan didorong oleh kenaikan produksi tepung kedelai. Investment Analyst Stockbit Sekuritas Reynaldo Mulya menilai bahwa jagung dan bungkil kedelai merupakan beban pokok utama bagi emiten perunggasan (
poultry) seperti CPIN. Sebab, selain dijual ke pihak eksternal, kedua komoditas tersebut juga merupakan bahan baku utama dalam pembuatan pakan ternak untuk broiler milik internal. “Oleh karena itu, harga jagung dan bungkil kedelai menjadi faktor utama yang mempengaruhi profitabilitas emiten poultry,” ujar Reynaldo dalam riset 6 Maret 2024.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Charoen Pokphand (CPIN) dari Analis Berikut Meski begitu, Reynaldo masih memiliki pandangan positif terhadap emiten
poultry seperti CPIN pada 2024. Optimisme tersebut seiring normalisasi harga jagung serta pemulihan harga broiler dan DOC. Stockbit Sekuritas memperkirakan harga jagung dapat mengalami penurunan lebih lanjut seiring musim panen pada Februari–Maret 2024. Hanya saja, harga rata-rata jagung pada 2024 kemungkinan masih akan lebih tinggi dibandingkan 2023 karena tingginya harga pada awal tahun 2024 akibat efek El Nino. Berbeda dengan tren harga jagung, harga bungkil kedelai terkontraksi sebesar -21% YoY selama 2023. Berdasarkan proyeksi konsensus yang dihimpun Bloomberg, harga bungkil kedelai akan lanjut mengalami kontraksi sekitar -5% pada 2024. Meski demikian, Reynaldo menuturkan, peningkatan margin segmen broiler dan DOC dipandang bisa lebih tinggi, sehingga bisa mengompensasi penurunan margin segmen pakan dan akhirnya margin secara keseluruhan berpotensi meningkat pada 2024. Stockbit Sekuritas mengestimasikan harga ayam broiler dan DOC akan stabil masing-masing di level Rp20.000 per kilogram dan Rp5.000/ekor pada 2024 dibandingkan harga broiler Rp19.400 per kilogram dan DOC Rp4.600/ekor di tahun 2023. Harga ayam kemungkinan bakal kembali lemah setelah Lebaran, namun pemerintah diharapkan melanjutkan program pemusnahan ayam (culling) untuk menjaga harga.
Baca Juga: Kesempatan Terbuka Raih Cuan, Harga Saham Blue Chip Ini Sedang Murah Analis BRI Danareksa Sekuritas Victor Stefano menyoroti bahwa kinerja setahun CPIN setahun lalu kurang memuaskan akibat harga ayam yang lebih rendah, ditambah lagi margin operasional yang lebih rendah. Margin operasi tergerus dampak dari harga bahan baku pakan yang lebih mahal dan harga jual rata-rata alias
average selling price (ASP) ayam yang lebih rendah. Meskipun pendapatan tumbuh sebesar 8% YoY menjadi Rp 61.61 triliun, laba bersih tercatat lebih rendah menjadi Rp 2,4 triliun di sepanjang 2023, turun sekitar 27%
year on year (YoY). Ini akibat margin operasi yang lebih rendah sebesar 53bps terutama disebabkan oleh penurunan harga ayam DOC dan margin makanan olahan, serta turunnya pendapatan operasional lainnya. Victor menyoroti, adanya pembalikan pada kuartal IV-2023 daripada kuartal sebelumnya, dengan semua segmen melaporkan penurunan margin kuartalan. Pendapatan kotor turun 9% qoq di seluruh segmen bisnis, namun sebagian besar disebabkan oleh penurunan pendapatan DOC sebesar 40% YoY, akibat penurunan volume penjualan dan harga jual lebih rendah di periode tersebut. “CPIN membukukan laba bersih tahun 2023 yang berada di bawah ekspektasi kami,” tulis Victor dalam riset 27 Maret 2024.
Baca Juga: Kinerja Charoen Pokphand (CPIN) Tertekan Tahun Lalu, Cek Rekomendasi Sahamnya Oleh karena itu, Victor memangkas proyeksi pendapatan CPIN menjadi Rp 62,78 triliun dengan laba bersih sekitar Rp 2,94 triliun untuk tahun 2024. Hal itu menyusul perhitungan pendapatan operasional yang lebih rendah. Meski demikian, perkiraan pendapatan dan laba bersih tersebut masih bertumbuh daripada capaian tahun lalu. Gibran juga masih meninjau lebih lanjut efek penurunan harga pakan dan membaiknya harga ayam broiler ataupun DOC bagi kinerja CPIN, menunggu hasil terwujud pada kuartal II-2024. Sehingga perkiraan pendapatan dan laba bersih CPIN ditargetkan lebih rendah dari proyeksi awal. Ciptadana Sekuritas memproyeksi pendapatan CPIN sebesar Rp 65,22 triliun dengan perkiraan laba bersih sebesar Rp 3,28 triliun pada 2024. Pendapatan emiten unggas ini diperkirakan tumbuh sekitar 5,86% YoY, sedangkan laba bersih diharapkan bertumbuh 42% YoY daripada capaian tahun lalu. Atas revisi tersebut, Gibran menyarankan Hold dahulu untuk CPIN dengan target harga lebih rendah di Rp 5.400 per saham dari sebelumnya Rp 6.100 per saham. Risiko negatif bagi CPIN yaitu permintaan ayam yang lebih lemah dari perkiraan, harga jagung dan harga bungkil kedelai yang lebih tinggi dari perkiraan, serta kurangnya kemampuan CPIN dalam mengelola kondisi kenaikan harga bahan baku. Sementara itu, pelemahan harga komoditas-komoditas utama dan berlanjutnya intervensi pemerintah dalam pengelolaan pasokan ayam dinilai merupakan faktor-faktor yang dapat mendukung profitabilitas CPIN. Victor turut menyarankan
hold untuk CPIN dengan target harga sebesar Rp 5.200 per saham. Sentimen positif bagi CPIN ialah potensi dimulainya kembali program pemusnahan ayam dan pencabutan larangan impor jagung.
Baca Juga: Investor Bisa Belanja Saham Big Caps dengan Harga Diskon Saat IHSG Tertekan Investment Consultant Reliance Sekuritas, Reza Priyambada menambahkan, kinerja CPIN tahun ini bisa lebih baik seiring konsumsi masyarakat yang terjaga terutama untuk konsumsi makanan olahan. Harga bahan baku yang lebih stabil dapat membuat marjin keuntungan CPIN bisa lebih besar. “Dengan asumsi kondisi di tahun 2024 ini bisa lebih baik, maka kinerja CPIN dapat terangkat,” kata Reza kepada Kontan.co.id, Selasa (16/4). Reza merekomendasikan
buy untuk CPIN dengan target harga sebesar Rp 6.000 per saham. Namun, perlu dipantau terus perkembangan saat ini dari ketegangan geopolitik global yang dapat berimbas bagi kenaikan harga komoditas. Mungkin saat ini hanya harga komoditas energi dan migas saja, namun bisa saja merembet ke
soft commodity seperti jagung, kedelai, kopi, dan lain-lain. Adapun secara teknikal, Senior Investment Information Mirae Asset Nafan Aji Gusta menganalisis, CPIN berpotensi membentuk penurunan terbatas setelah berhasil menguji ulang
retracement 61,8%. Selain itu, lonjakan volume terdeteksi.
Nafan menyarankan
buy on weakness untuk CPIN dengan target harga sebesar Rp 5.175 per saham, sedangkan target harga tertinggi pada Rp 5.775 per saham. Pada perdagangan Selasa (16/4), harga CPIN ditutup pada posisi Rp 5.025 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati