KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga ayam telah berangsur turun, namun hal ini tidak menjadi berita baik bagi peternak. Pasalnya biaya produksi masih tinggi sehingga perternak ingin adanya revisi harga acuan. Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia Singgih Januratmoko menyatakan kini harga telur dalam pantauannya telah turun ke Rp 18.000 per kilogram setelah sempat mendaki ke Rp 30.000 per kg paska lebaran dan teguran Menteri Perdagangan dua pekan silam. Tapi harga bisa naik lagi karena terbebani harga pakan yang masih mahal, inflasi dan beban logistik. "Kini harga sudah sesuai referensi tapi peternak masih rugi, jadi kita harapkan harga referensi bisa dinaikkan ke Rp 20.000 - Rp 22.000 per kg karena harga pakan naik dan performance tidak optimal, serta transportasi mau naik," kata Singgih kepada Kontan.co.id, Selasa (31/7).
Harga ayam sudah turun, tapi peternak masih terbebani biaya produksi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga ayam telah berangsur turun, namun hal ini tidak menjadi berita baik bagi peternak. Pasalnya biaya produksi masih tinggi sehingga perternak ingin adanya revisi harga acuan. Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia Singgih Januratmoko menyatakan kini harga telur dalam pantauannya telah turun ke Rp 18.000 per kilogram setelah sempat mendaki ke Rp 30.000 per kg paska lebaran dan teguran Menteri Perdagangan dua pekan silam. Tapi harga bisa naik lagi karena terbebani harga pakan yang masih mahal, inflasi dan beban logistik. "Kini harga sudah sesuai referensi tapi peternak masih rugi, jadi kita harapkan harga referensi bisa dinaikkan ke Rp 20.000 - Rp 22.000 per kg karena harga pakan naik dan performance tidak optimal, serta transportasi mau naik," kata Singgih kepada Kontan.co.id, Selasa (31/7).