JAKARTA. Harga ayam terus meningkat sejak tiga bulan lalu. Kenaikan ini dipicu adanya perayaan hari besar keagamaan.Achmad Dawami, Senior Vice presiden Head of Broiler Division PT Ciomas Adisatwa mengatakan, harga ayam hidup sudah naik sebesar 21,73% hingga 22,72% menjadi Rp 13.500-Rp 14.000 per kilogram (kg). "Mendekati hari-hari besar, harga daging ayam cenderung naik," kata Achmad kepada KONTAN, Sabtu (7/1).Achmad memprediksi harga ayam hidup akan terus melambung hingga menembus harga Rp 14.500 per kg pada pertengahan bulan saat mendekati perayaan Imlek. Ia membandingkan, harga ayam ini jauh lebih mahal jika dibandingkan periode yang sama awal tahun lalu yang hanya mencapai Rp 10.000-Rp 11.000 per kg.Harga daging ayam di tingkat peternak juga mulai merangkak. Data Kementerian Perdagangan menunjukkan, tren kenaikan harga daging ayam bloiler sudah terjadi sejak September 2011 lalu. Jika harga rata-rata daging ayam bloiler September lalu sebesar Rp 23.370 per kg, awal tahun ini naik 8,68% menjadi Rp 25.400 per kg.Achmad menjelaskan, kenaikan harga ayam di tingkat peternak ini karena beberapa hal. Pertama, suplai yang berkurang karena banyak ayam yang mati karena musim hujan. Kedua, konsumsi masyarakat yang meningkat seiring dengan perayaan Imlek yang jatuh beberapa hari lagi.Ruri Sarasono, Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopkan) membenarkan jika sejak dua bulan terakhir harga daging ayam mengalami peningkatan baik dari peternak maupun di pasaran. Namun, dia memperkirakan kenaikan harga ayam menjelang pergantian tahun baru China nanti tidak terlalu signifikan. "Sebenarnya kenaikan harga ayam tersebut lebih dikarenakan para peternak besar yang memainkan harga," ujar Ruri kepada KONTAN (7/1).Ruri mengatakan, musim hujan juga berpotensi menaikkan harga ayam. Sebab, dia beralasan hujan bisa menghambt distribusi daging ayam di beberapa daerah yang rawan banjir seperti Jakarta. Sekedar informasi, suplai ayam di Jakarta berasal dari beberapa daerah seperti Bogor, Depok, Tanggerang, Pariangan Timur dan Sukabumi. Ruri berharap harga daging ayam tidak melebihi Rp 28.000. Jika terlampaui maka dia mengatakan akan membuka impor ayam menjadi besar. "Kalau ini terjadi pasti akan memberatkan peternak lokal karena harus bersaing ayam impor," tegas Ruri. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Harga ayam terus merangkak naik menjelang hari besar keagamaan
JAKARTA. Harga ayam terus meningkat sejak tiga bulan lalu. Kenaikan ini dipicu adanya perayaan hari besar keagamaan.Achmad Dawami, Senior Vice presiden Head of Broiler Division PT Ciomas Adisatwa mengatakan, harga ayam hidup sudah naik sebesar 21,73% hingga 22,72% menjadi Rp 13.500-Rp 14.000 per kilogram (kg). "Mendekati hari-hari besar, harga daging ayam cenderung naik," kata Achmad kepada KONTAN, Sabtu (7/1).Achmad memprediksi harga ayam hidup akan terus melambung hingga menembus harga Rp 14.500 per kg pada pertengahan bulan saat mendekati perayaan Imlek. Ia membandingkan, harga ayam ini jauh lebih mahal jika dibandingkan periode yang sama awal tahun lalu yang hanya mencapai Rp 10.000-Rp 11.000 per kg.Harga daging ayam di tingkat peternak juga mulai merangkak. Data Kementerian Perdagangan menunjukkan, tren kenaikan harga daging ayam bloiler sudah terjadi sejak September 2011 lalu. Jika harga rata-rata daging ayam bloiler September lalu sebesar Rp 23.370 per kg, awal tahun ini naik 8,68% menjadi Rp 25.400 per kg.Achmad menjelaskan, kenaikan harga ayam di tingkat peternak ini karena beberapa hal. Pertama, suplai yang berkurang karena banyak ayam yang mati karena musim hujan. Kedua, konsumsi masyarakat yang meningkat seiring dengan perayaan Imlek yang jatuh beberapa hari lagi.Ruri Sarasono, Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopkan) membenarkan jika sejak dua bulan terakhir harga daging ayam mengalami peningkatan baik dari peternak maupun di pasaran. Namun, dia memperkirakan kenaikan harga ayam menjelang pergantian tahun baru China nanti tidak terlalu signifikan. "Sebenarnya kenaikan harga ayam tersebut lebih dikarenakan para peternak besar yang memainkan harga," ujar Ruri kepada KONTAN (7/1).Ruri mengatakan, musim hujan juga berpotensi menaikkan harga ayam. Sebab, dia beralasan hujan bisa menghambt distribusi daging ayam di beberapa daerah yang rawan banjir seperti Jakarta. Sekedar informasi, suplai ayam di Jakarta berasal dari beberapa daerah seperti Bogor, Depok, Tanggerang, Pariangan Timur dan Sukabumi. Ruri berharap harga daging ayam tidak melebihi Rp 28.000. Jika terlampaui maka dia mengatakan akan membuka impor ayam menjadi besar. "Kalau ini terjadi pasti akan memberatkan peternak lokal karena harus bersaing ayam impor," tegas Ruri. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News