Harga bahan baku tinggi, produksi Spindo turun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) atau Spindo tidak muluk-muluk meningkatkan produksi. Hal ini disebabkan harga bahan baku, yakni baja, tengah melambung tinggi.

Johannes Edward, Investor Relations ISSP mengatakan, kemungkinan produksi sampai akhir tahun ini sedikit turun dibandingkan tahun lalu. "Targetnya produksi tahun ini kisaran 360.000 ton-370.000 ton," ujarnya kepada KONTAN (8/11).

Sedangkan sampai kuartal III tahun ini, perseroan ini membukukan produksi sebesar 243.000 ton. "Itu jumlah semua produk, pipa dan non-pipa, dibandingkan kuartal ketiga tahun lalu turun 10%," katanya.


Produk non-pipa yang turun ialah strip and plat steel. Johannes menjelaskan, pasokan bahan baku strip terkendala pembatasan impor produk baja turunan. Bahan baku perseroan ini saat ini 60% dapat dari impor.

"Namun produksi pipa naik 16%, jumlahnya pun dominan sekitar 89% dari total produksi tadi," tukas Johannes. Produksi pipa ISSP didominasi oleh jenis pipa infrastruktur. Adapun porsinya mencapai 25% dengan kenaikan produksi hampir 40%. Sedangkan di bawah itu ada pipa otomotif yang naik 25%.

Spindo berharap agar harga komoditas baja tidak terjadi fluktuasi yang tinggi. "Sebagai bayangan saja baja HRC di Maret-Juni tahun ini tembus US$ 300 per ton, sementar Oktober sudah di angka US$ 600 per ton. Kenaikannya bisa sampai dua kali lipat," urai Johannes.

Saat ini pabrikan Spindo memiliki kapasitas terpasang 600.000 ton per tahun. Dengan target yang ingin dicapai tersebut, maka utilisasi ISSP masih di kisaran 60%. Sedangkan target pertumbuhan penjualan ISSP belum berubah di kisaran 10%-15%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini