KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga jual batubara di pasar Ice Newcastle untuk kontrak dengan volume terbesar, yakni Desember 2022 turun 0,59% ke level US$ 350 per ton pada perdagangan Kamis (24/11). Dibandingkan harga per akhir Oktober 2022 yang berada di US$ 361 per ton, harga saat ini sudah merosot 3,05%. Analis Aldiracita Sekuritas Timothy Gracianov mengatakan, penurunan harga batubara akan berdampak negatif bagi linis bisnis batubara PT United Tractors Tbk (
UNTR) jika dibandingkan dengan tren kenaikan yang terjadi tahun ini. Mengingat, saat ini margin keuntungannya sedang sangat bagus. "Meskipun begitu, jika harga batubara turun ke US$ 280-US$ 300 per ton, harga tersebut sebenarnya masih tergolong tinggi, serta atraktif dan menguntungkan bagi produsen batubara," kata Timothy saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (24/11).
Baca Juga: Pasar Batubara Ramai Sentimen, Intip Rekomendasi Sahamnya Untuk lini bisnis alat berat UNTR, Timothy juga melihat prospeknya pada tahun 2023 tidak akan terlalu cemerlang. Ia memprediksi, penjualan alat berat Komatsu pada 2023 akan menurun menjadi 5.000-5.100 unit, mengingat tahun ini sudah banyak yang stok untuk operasi batubara. Pada tahun 2022, UNTR menargetkan penjualan alat berat Komatsu dapat mencapai 5.500 unit. Per Oktober 2022, realisasi penjualan Komatsu sudah mencapai 5.087 unit. Di sisi lain, kinerja UNTR masih akan ditopang volume kontrak PAMA untuk produksi dan pengupasan lapihan tanah yang akan lebih tinggi di tahun berikutnya. Melihat harga batubara yang masih tergolong kuat ke depannya, Timothy merekomendasikan buy UNTR dengan target harga Rp 35.300 per saham. Per Kamis (24/11), harga UNTR naik 1,18% ke level Rp 29.975 per saham.
Baca Juga: Penjualan Alat Berat dan Batubara United Tractors (UNTR) Melaju hingga Oktober 2022 Analis Henan Putihrai Sekuritas Alroy Soeparto juga mempertahankan rekomendasi
buy UNTR dengan target harga Rp 38.000 per saham. UNTR disukai karena mempunyai neraca yang kuat yang ditandai dengan kas bersih sebesar Rp 38 triliun per kuartal ketiga 2022. Ketersediaan kas ini dapat lebih mendukung rencana ekspansi di masa depan. "UNTR dan grup Astra secara aktif menjajaki untuk mengakuisisi bisnis non-batubara agar praktik bisnis lebih berkelanjutan, sehingga diharapkan memiliki valuasi yang lebih premium," ucap Alroy. Akan tetapi, target harga sebesar Rp 38.000 tersebut sebenarnya lebih rendah dari target harga sebelumnya yang berada di Rp 40.000 per saham. Hal ini menyusul proyeksi pendapatan dan laba bersih kuartal keempat 2022 yang diprediksi lebih rendah karena penurunan harga batubara baru-baru ini dan kemungkinan penjualan Komatsu yang lebih rendah karena keterbatasan pasokan. Target harga Rp 38.000 per saham mengimplikasikan 7,0x dari rasio PER 2022. PER tersebut masih relatif di bawah rata-rata PER lima tahun terakhir yang sebesar 11,7x dan PER sepuluh tahun terakhir yang sebesar 13,4x.
Baca Juga: Penjualan Alat Berat Komatsu United Tractors (UNTR) Melesat 96,4% pada Oktober 2022 Alro juga menyukai UNTR karena program pembelian kembali saham yang diperpanjang dengan anggaran yang dialokasikan sebesar Rp 5 triliun atau setara dengan 4% dari kapitalisasi pasar saat ini. Sebagai informasi, laba bersih UNTR pada kuartal ketiga 2022 turun 8,7% secara kuartalan menjadi Rp 5,5 triliun. Hal ini menyusul penurunan pendapatan sebesar 4,3%
quarter-on-quarter (QoQ) menjadi Rp 3 1,1 triliun (karena penurunan volume penjualan batubara) dan peningkatan beban penjualan sebesar 160% QoQ menjadi Rp 469 miliar. Sementara itu, selama sembilan bulan pertama 2022, laba bersih UNTR melonjak 103,0% year on year (YoY) menjadi Rp 15,9 triliun meskipun pendapatan hanya tumbuh sebesar 58% YoY menjadi Rp 91,5 triliun. Peningkatan profitabilitas ini didukung oleh harga komoditas yang lebih tinggi.
Baca Juga: Jelang Akhir Tahun 2022, Cermati Rekomendasi Analis pada Saham-saham Blue Chip Ini Dalam riset tanggal 14 November 2022, Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya merekomendasikan
hold UNTR, dari sebelumnya
buy. Target harganya juga diturunkan menjadi Rp 29.600 per saham dari sebelumnya Rp 39.800 per saham.
Pasalnya, harga batubara akan berpotensi lanjut turun ke arah normal seiring dengan pelemahan ekonomi global. Penurunan harga batubara sudah terlihat sejak Oktober 2022. "Kombinasi antara penurunan harga batubara dan stabilnya kurs rupiah akan membuat pendapatan UNTR dan margin keuntungannya pada tahun 2023 menjadi lebih rendah," kata Hariyanto. Pendapatan UNTR diperkirakan akan turun 16,1% yoy ke Rp 16,9 triliun pada tahun 2023. Penurunan pendapatan yang didorong pelemahan harga batubara mempunyai korelasi yang tinggi dengan arah harga saham UNTR. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati