KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren penurunan harga batubara pada tahun 2023 diproyeksi akan berpengaruh pada kinerja PT United Tractors Tbk (
UNTR). Sebagaimana diketahui, perusahaan ini bukan hanya memproduksi alat berat, tetapi juga berkecimpung di bisnis pertambangan batubara. Analis Aldiracita Sekuritas Timothy Gracianov mengatakan, pada tahun 2022, segmen pertambangan batubara milik UNTR berkontribusi cukup signifikan. Porsinya sekitar 42% (Rp 12,6 triliun) dari total laba operasi perusahaan yang mencapai Rp 29,13 triliun. Dengan asumsi biaya, jumlah volume penjualan batubara, dan persentase penjualan batubara thermal dan metalurgi sama dengan tahun lalu, apabila harga rata-rata penjualan batubara turun 25% dibandingkan tahun 2022, maka potensi penurunan laba operasi sebesar 68% untuk segmen penjualan batubara. Alhasil, laba operasi dari segmen batubara pada 2023 diperkirakan hanya sebesar Rp 4 triliun.
"Penurunan produksi emas dan harga jual batubara akan memberatkan kinerja perusahaan tahun, sedangkan segmen alat berat dan kontrak pertambangan diprediksi akan tetap solid," kata Timothy kepada Kontan.co.id, Selasa (14/3).
Baca Juga: Emiten Grup Sinarmas, Salim, Hingga Saratoga Catatkan Kinerja Positif Tahun Lalu Secara konservatif, Timothy memproyeksi, total penjualan UNTR akan turun 9,7% secara
year on year (YoY) menjadi Rp 112 triliun pada 2023 dengan penurunan laba bersih 23,5% YoY menjadi Rp 16 triliun. Pada tahun 2022, pendapatan UNTR meningkat 55,56% YoY menjadi Rp 123,60 triliun dengan kenaikan laba bersih 104% YoY menjadi Rp 21 triliun. Saat dihubungi di tanggal yang sama, Analis Henan Putihrai Sekuritas Alroy Soeparto mengatakan, realisasi pendapatan dan laba bersih UNTR pada 2022 sejalan dengan proyeksinya. Pendapatan dan laba bersih UNTR masing-masing merefleksikan 104% dan 103% estimasinya. Pencapaian tersebut didorong oleh maraknya industri pertambangan batubara sepanjang tahun lalu. Segmen alat berat, jasa pertambangan, dan pertambangan batubara melonjak sebesar 76%, 45%, dan 124% YoY. "Meningkatnya kegiatan pertambangan yang didorong oleh kenaikan harga komoditas mendorong peningkatan permintaan alat berat dan jasa pertambangan," ucap Alroy.
Baca Juga: Menanti Dividen Jumbo dari Emiten Berkat peningkatan laba bersih yang mencapai 104% YoY pada 2022, UNTR akan membayarkan dividen hampir empat kali lebih tinggi. UNTR mengumumkan pembayaran dividen finalnya sebesar Rp 6.185 per saham, menyiratkan 110% rasio pembayaran dividen. Berdasarkan harga penutupan saham Selasa (15/3) yang berada di Rp 27.100, yield dividennya adalah sebesar 22,82%. Jumlah tersebut hampir empat kali lipat dari periode sebelumnya sebesar 6,1%. "Namun, ke depannya, saya melihat bahwa rasio pembayaran dividen UNTR akan kembali ke tingkat sebelum pandemi di sekitar 50%," kata Alroy. Alroy menilai, tahun 2022 adalah basis harga komoditas yang tinggi. Harganya diperkirakan akan kembali normal pada 2023 karena kelebihan stok batubara global sepanjang tahun lalu. Oleh karena itu, dia menyesuaikan estimasi pendapatan dan laba bersih UNTR tahun 2023 menjadi Rp 130,9 triliun dan Rp 21,6 triliun. Sebelumnya, Alroy memproyeksi pendapatan dan laba bersih UNTR pada 2023 masing-masing sebesar Rp 135,1 triliun dan Rp 22,2 triliun.
Baca Juga: Siapkan Belanja Modal Jumbo, Emiten Batubara Geber Ekspansi Dalam riset tanggal 28 Februari 2023, Head of Indonesia Research & Strategy JP Morgan Sekuritas Indonesia Henry Wibowo menilai, pembagian dividen yang besar tersebut merupakan penggunaan alokasi modal yang baik. Langkah ini akan dihargai oleh pasar, mengembalikan kelebihan uang tunai kepada pemegang saham dan meningkatkan`profil ROE.
"Saya memperkirakan, harga saham UNTR akan naik dalam waktu dekat berkat sentimen dividen tersebut, tetapi akan menjadi kesempatan baik untuk mengambil keuntungan setelah
ex-date dividen," ucap Henry. Henry merekomendasikan
overweight saham UNTR dengan target harga 2023 sebesar Rp 32.500 per saham. Alroy merekomendasikan
buy dengan target harga Rp 37.000 per saham. Sementara itu, Timothy merekomendasikan
hold dengan target harga Rp 28.450 per saham. Pada perdagangan Selasa (15/3), harga UNTR tercatat merosot 3,47% ke posisi Rp 27.100 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati