KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Harga Batubara Acuan (HBA) kembali melanjutkan tren penurunannya, dan menjadi yang terendah selama enam bulan terakhir. Pada bulan Desember, HBA dipatok sebesar US$ 92,51 per ton, atau turun 5,51% dibandingkan HBA bulan November yang ada di angka US$ 97,90 per ton. Menurut Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerjasama Kementerian ESDM Agung Pribadi, penurunan HBA ini masih dikarena faktor yang sama. Yakni pengaruh dari pasar global, khususnya akibat pembatasan kuota impor batubara oleh pemerintah China, dan juga ditambah dengan lesunya permintaan dari pasar India, sehingga ada kelebihan pasokan batubara dari Indonesia. Sebagai informasi, China dan India memang menjadi pasar dominan ekspor batubara Indonesia. Berkaca dari data per 31 Agustus 2018 lalu, ekspor batubara ke China mencapai 44,5 juta ton atau sekitar 31% dari total realisasi ekspor batubara Indonesia pada periode tersebut.Sementara di posisi kedua ada India dengan 29,23 juta ton, dan disusul Jepang dengan 16,73 juta ton.
Harga batubara Desember turun, apakah bisa balik ke US$ 100 per ton?
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Harga Batubara Acuan (HBA) kembali melanjutkan tren penurunannya, dan menjadi yang terendah selama enam bulan terakhir. Pada bulan Desember, HBA dipatok sebesar US$ 92,51 per ton, atau turun 5,51% dibandingkan HBA bulan November yang ada di angka US$ 97,90 per ton. Menurut Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerjasama Kementerian ESDM Agung Pribadi, penurunan HBA ini masih dikarena faktor yang sama. Yakni pengaruh dari pasar global, khususnya akibat pembatasan kuota impor batubara oleh pemerintah China, dan juga ditambah dengan lesunya permintaan dari pasar India, sehingga ada kelebihan pasokan batubara dari Indonesia. Sebagai informasi, China dan India memang menjadi pasar dominan ekspor batubara Indonesia. Berkaca dari data per 31 Agustus 2018 lalu, ekspor batubara ke China mencapai 44,5 juta ton atau sekitar 31% dari total realisasi ekspor batubara Indonesia pada periode tersebut.Sementara di posisi kedua ada India dengan 29,23 juta ton, dan disusul Jepang dengan 16,73 juta ton.