KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara di pasar spot sedang tinggi-tingginya. Meski begitu, hal tersebut tidak lantas membuat PT Mitrabara Adiperdana Tbk (
MBAP) memperbesar porsi penjualan batubara secara spot dalam penjualan batubara perusahaan. Sekretaris Perusahaan MBAP Chandra Lautan mengatakan, MBAP masih perlu mengkaji berbagai aspek sebelum memutuskan untuk mengungkit porsi penjualan secara spot dalam total penjualan batubara perusahaan atau tidak. Meski begitu, ia memproyeksikan, penjualan batubara spot MBAP akan meningkat secara volume seiring peningkatan rencana produksi batubara perusahaan pada tahun ini.
“Dengan adanya peningkatan kapasitas produksi, tentu saja akan ada peningkatan penjualan, hanya saja untuk pembagian (penjualan) spot atau (penjualan kontrak) jangka panjang, kami harus mempertimbangkan berbagai aspek, seperti hubungan kerjasama yang sudah terjalin selama ini dengan customer, dan tidak hanya bergantung pada harga saja,” terang Chandra saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (8/10). Sebelumnya, MBAP memang telah mengajukan permohonan revisi Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) kepada Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) untuk mengungkit rencana/target produksi batubara pada tahun ini. Permohonan tersebut dikabulkan oleh Kementerian ESDM pada 31 Agustus 2021 lalu. Dengan ‘restu’ Kementerian ESDM ini, target produksi MBAP pada tahun ini naik dari semula 3,5 juta ton menjadi 4 juta ton. Sebagai perusahaan batubara, MBAP melakukan penjualan batubara dengan skema kontrak jangka panjang maupun penjualan secara spot. Chandra tidak menyajikan data persis perbandingan komposisi keduanya dalam penjualan batubara perusahaan, namun menurut estimasi kasar Chandra, komposisi penjualan secara spot dan penjualan skema kontrak jangka panjang dalam penjualan batubara perusahaan kurang lebih berimbang. “Tidak plek-plekan 50% sih, cuma kisaran saja,” ujar Chandra. Sejauh ini, Chandra mengaku belum bisa merinci gambaran perbandingan antara harga jual rata-rata pada skema kontrak jangka panjang dengan penjualan secara spot dalam penjualan batubara perusahaan.
Sedikit informasi, MBAP mencatatkan kenaikan pendapatan 2,08% secara tahunan alias year-on-year (yoy) dari semula US$ 128,12 juta pada semester I 2020 menjadi US$ 130,79 juta di semester I 2021. Seiring dengan pendapatan yang bertumbuh, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih perusahaan ikut mendaki 23,09% yoy menjadi US$ 29,41 juta di semester pertama tahun ini. Sebelumnya, laba bersih MBAP berjumlah US$ 23,89 juta pada semester pertama tahun lalu. Sepanjang semester I 2021 lalu, MBAP telah merealisasikan belanja modal atawa
capital expenditure (capex) sekitar US$ 407 ribu. Secara terperinci, realisasi belanja modal tersebut digunakan untuk bangunan dan prasarana sekitar 25%, mesin, alat berat dan kendaraan 15%, peralatan tambang 5%, serta perabot dan peralatan kantor 60%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat