Harga Batubara Diperkirakan Masih Akan Tinggi, Ini Penyebabnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara masih cukup tinggi. Per Jumat (22/4), harga batubara Newcastle untuk kontrak perdagangan Juli 2022 berada di level US$ 343,90 per ton.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, harga komoditas energi batubara naik ini akibat embargo yang dilakukan oleh Eropa, Amerika dan Inggris terhadap Rusia terhadap batubara dari Rusia.

"Ini yang mengakibatkan permintaan cukup tinggi tetapi barangnya sedikit sehingga membuat harga batubara masih menguat di level 300," ucap Ibrahim kepada Kontan.co.id, Jum'at (22/4).


Baca Juga: IUP Minerba Dicabut, Sejumlah Pelaku Usaha Telah Ajukan Surat Keberatan

Ibrahim menyampaikan di sisi lain rupanya kondisi di sebagian Eropa sampai saat ini masih berada di musim dingin yang ekstrim, banyak negara-negara di Eropa masih memasuki musim dingin yang seharusnya sudah tidak lagi terjadi, ini yang mengakibatkan permintaan untuk pemanas dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) cukup tinggi.

Menurut Ibrahim walaupun permintaan komoditas batubara tinggi dan memiliki saingannya yaitu gas alam. Namun, pemanfaatan gas alam belum banyak negara-negara yang menguasainya dan hanya negara-negara tertentu yang sudah menguasainya.

"Ini yang sebenarnya menjadi penyebab utama kenapa harga batubara sempat mengalami kenaikan dan kemungkinan besar perang yang sedang berlangsung akan dimenangkan oleh Rusia sehingga akan membawa angin segar tersendiri bagi harga batubara," ucap Ibrahim.

Baca Juga: Ditopang Transformasi Bisnis dan Pasar Batubara, Kinerja Petrosea Terus Menanjak

Masalah geopolitik di Ukraina dan Rusia ditambah dengan musim dingin yang tak kunjung berakhir membuat kenaikan pada harga batubara.

"Kenaikan harga batubara kemungkinan besar hanya bersifat sementara setelah itu akan kembali lagi normal, sampai Rusia berhenti menyerang atau sudah menang dari Ukraina, harga batubara baru akan terkoreksi," kata Ibrahim. 

Sementara untuk sentimen negatif untuk batubara, Ibrahim menyampaikan berasal dari spekulasi kenaikan suku bunga dimana bank sentral sendiri sudah memberikan jawaban akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada bulan Mei untuk meredupkan inflasi yang cukup tinggi.

Baca Juga: Mencari Saham yang Untung dan Tertekan Saat Harga Komoditas Naik

Saat musim dingin berakhir permintaan untuk batubara akan sedikit mengalami penurunan apalagi di Tiongkok saat ini sedang terkena pandemi covid-19 sehingga mengurangi produk perindustrian.

Batubara sangat penting untuk pembakaran baja, nah pada saat produk industri di Tiongkok mengalami pelemahan dan Eropa juga mengalami pelemahan berarti permintaan untuk batubara sangat kecil.

Ibrahim memproyeksikan harga batubara untuk di semester kedua masih akan berada levelnya US$ 250 per ton- US$ 300 per ton. Tapi akhir tahun ini akan kembali lagi ke level US$ 100 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati