Harga batubara diprediksi bisa menyentuh level US$ 100 per ton



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara kembali menguat. Analis memperkirakan harga batubara bisa naik hingga menyentuh level US$ 100 per metrik ton.

Mengutip Bloomberg, harga batubara di ICE Futures untuk kontrak pengiriman Februari 2019, Selasa (5/2), menyentuh level US$ 98,30 per metrik ton. Harga ini naik 0,10% dari hari sebelumnya sebesar US$ 98,20 per metrik ton. Namun dalam sepekan, harga batubara merosot 0,90%.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim menilai, musim dingin di sepertiga wilayah Amerika Serikat (AS) memacu produksi batubara sehingga menggerek naik harga batubara. Disamping itu, meredanya perang dagang antara AS dan China juga menjadi sentimen positif.


"AS dan China akan melakukan perundingan kembali pekan depan. Bahkan Presiden Donald Trump menyatakan akan menyelesaikan perang dagang dengan China," kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Rabu (6/2).

Hanya saja, harga batubara bisa kembali tertekan dengan kondisi iklim di Australia yang saat ini berada pada musim panas dan Indonesia serta Malaysia yang berada pada musim hujan. "Dengan berbagai musim ini mampu menekan harga batubara. Karena produksi akan berkurang dan permintaan juga menipis," tandasnya.

Ibrahim bilang, pengaruh Australia terhadap harga batubara cukup besar. Sebab, berdasarkan informasi dari World Coal Association (WSA), Biro Statistik Australia/Australian Bureau of Statistics, ekspor batubara tahun 2017 di Australia mencapai A$ 56,5 miliar atau naik 35% dari tahun sebelumnya.

Namun, Ibrahim meyakini impor batubara di AS mampu menaikkan harga batubara. Ia bilang, semenjak Donald Trump menjadi Presiden AS turut menaikkan impor batubara sebanyak tiga kali lipat. Hal ini dilakukan juga untuk mengurangi penggunaan gas alam.

Besok, Ibrahim memperkirakan, harga batubara bergerak di rentang US$ 97,10 sampai US$ 99,10 per metrik ton. Sementara sepekan harga berkisar US$ 96,70 sampai US$ 100,00 per metrik ton. "Harga batubara trennya menguat karena sentimen positif juga dari proposal Brexit yang tampaknya win-win solution," imbuh Ibrahim.

Secara teknikal, indikator bollinger band dan garis MA 49% diatas bollinger bawah. Lalu indikator stochastik dan RSI 60% positif, dan indikator MACD 60% negatif. Ia merekomendasikan buy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat