Harga batubara diproyeksi turun, begini rekomendasi analis pada saham ADRO



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pergerakan harga batubara, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) tetap optimistis target kinerja di tahun 2019 akan terus sesuai dengan target yang dicanangkan. Hanya saja, analis melihat harga batubara akan melemah sepanjang tahun 2019 dan pengaruhi kinerja ADRO.

Analis Samuel Sekuritas, Arandi Ariantara melihat harga batubara kalori rendah akan melemah. Arandi menuturkan, pelemahan harga batubara karena meningkatkan produksi batubara lokal di China. Sekedar informasi saja, tahun 2019 diprediksi impor batubara China turun 4% menjadi 200 juta ton dengan produksi lokal yang naik 3% atau sebesar 3,1 miliar ton.

“Dengan kualitas batubara ADRO yang rata-rata sebesar 4.500 kcal/GAR, harga jual ADRO tahun 2019 sampai 2020 turun 6% dan 8% ke kisara US$ 51 per ton. EBIT juga turun sebesar 20% karena harga batubara kalori rendah yang melemah 23%,” kata Arandi kepada Kontan.co.id, Rabu (6/3).


Dengan perkiraan Arandi, harga batubara dunia yang melemah di level US$ 98 per metrik ton pada tahun 2019, kinerja akan tergerus tahun ini. Pendapatan ADRO diproyeksi berkisar US$ 3,14 miliar dan laba bersih US$ 412 juta.

Hanya saja, Arandi melihat kapasitas produksi masih stabil yaitu 56 juta ton.

"Dan Kestrel mampu kontribusi 13% terhadap pretax pendapatan ADRO tahun ini. Kestrel Mine kontribusi 13% atau sebesar US$ 93 juta untuk kinerja ADRO," sebutnya.

Dia pun merekomendasikan jual saham ADRO dengan harga Rp 1.140 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli