Harga batubara fluktuatif, Indika Energy (INDY) optimistis kinerja membaik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara cenderung fluktuatif mengekor pergerakan harga minyak, bahkan hingga tahun depan batubara diprediksi belum mampu rebound. 

Mengutip data Bloomberg, harga batubara di bursa ICE Newcoal untuk kontrak Juli 2019 bertengger di level 98.20 per ton pada Jumat (14/12). Pada bulan ini batubara sempat menyentuh level terendah 95,75 per ton.

Sentimen tersebut menurut Head Of Corporate Communication INDY Leonardus Herwindo menjadi tantangan yang akan dihadapi oleh perusahaan di tahun depan. Dengan demikian perusahaannya akan terus mengoptimalkan kinerjanya dengan cara mencari komposisi harga yang terbaik, "Kami akan lihat fluktuasi harga batubara dengan besarnya biaya produksi," katanya.


Menurutnya untuk menghadapi fluktuasi harga batubara pihaknya akan tetap terbuka peluang di luar sektor batubara. Mmisalnya, saat ini melalui anak usahanya Mineral Investindo, INDY mengakusisi tambang emas milik Nusantara Resources dengan nilai Investasi A$ 76,8 juta.

"Investasi ini merupakan langkah strategis INDY untuk melakukan diverfikasi usaha lainnya diluar sektor pertambangan di luar batubara," kata Leo.

Meski tahun depan tambang emas ini belum dapat berkontribusi namun pihaknya optimistis tambang emas akan berkontribusi positif untuk kinerja perusahaan ke depan.

"Awak Mas memiliki cadangan ore 1,1 juta once dan sumber daya sebesar 2 juta once di Sulawesi Selatan. Proyek ini memiliki umur tambang yang panjang, serta memiliki potensi eksplorasi yang cukup besar," ujarnya. 

Sayang pihaknya belum dapat membeberkan berapa target kontribusi dari akuisisi tambang emas ini.

Selain itu, meski saat ini harga batubara sedang dalam tren fluktuatif pihaknya tetap optimis kinerja hingga akhir tahun ini akan sesuai dengan target perusahaan. 

Pada tahun depan, perusahaan menargetkan produksi batubara sebesar 34 juta ton, sama dengan target produksi pada tahun ini.

Analis Artha Sekuritas Juan Harahap menilai, hingga tahun depan harga batubara masih akan tertekan akibat sentimen global yaitu China yang memangkas 75% impor batubara. Hal ini menurut Juan, akan berpengaruh terhadap kinerja INDY hingga kuartal I-2019.

Dia menilai diverfikasi tambang emas yang dilakukan oleh INDY adalah salah satu cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengurangi ketergantungan terhadap thermal coal.

Sementara itu Valdy Kurniawan analis Phintacro Sekuritas menilai, volatilitas harga batubara tidak terlalu berdampak untuk kinerja INDY pasalnya tambang batubara sistemnya kontrak.

"Umumnya perusahaan tambang sistem jualannya tidak seperti supermarket, cash and carry tapi sistem kontrak sehingga volatilitas batubara tidak signifikan harusnya," katanya.

Namun Valdy menyarankan agar investor wait and see terlebih dahulu saham ini, karena secara teknikal trennya masih bearish walau sahamnya relatif murah dengan PER 4,25 kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi