JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) akan mengakuisisi tambang baru di Sumatera dan Kalimantan. Kini, PTBA telah melaksanakan proses kajian terhadap 14 area tambang, beberapa diantaranya akan dilanjutkan pada tahapan uji tuntas (due diligence).Analis Sucorinvest Central Ghani, Andi Wibowo Gunawan bilang, industri batubara dalam dua hingga tiga tahun depan punya prospek bagus. “Akuisisi ini nantinya akan menambah produksi serta cadangan batubara PTBA,” ujar Andi, Selasa (13/5).Kata Andi, PTBA merupakan emiten batubara yang kompetitif dalam menggenjot produksi. Ia menduga, PTBA baru akan mengurangi produksi batubara pada semester kedua tahun ini, jika harga batubara kembali turun.Analis Kresna Securities, Devinna Kristanto dalam risetnya, 29 April 2014, menyebutkan, kinerja PTBA di kuartal I 2014 sesuai prediksi dia. Pendapatan PTBA tumbuh 11,4% year-on-year (yoy) menjadi Rp 3,1 triliun dan laba bersih naik 8,7% menjadi Rp 536,3 miliar.Pendapatan PTBA itu didukung oleh meningkatnya harga jual rata-rata batubara, sebesar 19,5% menjadi Rp 733.000 per ton. Meski di sisi lain, penjualan batubara PTBA turun 6,7% ke 4,2 juta ton.Analis Onix Sekuritas, Bagus Hananto dalam risetnya, 28 April 2014, menyatakan, kenaikan harga batubara bisa menutupi penurunan volume penjualan PTBA di kuartal I. Meski begitu, kinerja PTBA itu masih sesuai proyeksi.Andi memprediksi, harga batubara berpotensi menanjak. “Batubara sudah melewati harga terendahnya,” ujar Andi. Dia menduga, harga batubara tahun ini dan tahun depan masing-masing sebesar US$ 85,5 dan US$ 86,5 per ton. Harga ini lebih tinggi dari harga di 2013, US$ 84 per ton.Untungnya, PTBA memiliki anak usaha di bisnis pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang juga menyerap batubara sebagai bahan bakarnya. “Sehingga meski anak usaha PTBA di bidang batubara rugi karena harga turun, setidaknya anak usaha di bidang PLTU justru diuntungkan,” imbuh Andi.Andi mengatakan, China masih akan tetap menjadi importir utama batubara Indonesia. “China masih harus menciptakan teknologi pengganti yang lebih ramah lingkungan,” ujar Andi. Andi optimistis, penjualan PTBA tahun ini mencapai Rp 11,7 triliun dan Rp 11,9 triliun tahun depan. Sedangkan, harga jual rata-rata batubara (ASP) PTBA diperkirakan mencapai Rp 829.570 per ton di 2014.Bagus memperkirakan, PTBA akan terus meningkatkan kapasitas pengangkutan, dengan menambah kereta api pengangkut dan pelabuhan bongkar muat. April 2014, PTBA sudah mendatangkan 600 gerbong kereta api untuk meningkatkan kapasitas hingga 17,9 juta ton tahun ini, lebih tinggi dari tahun lalu sebanyak 12,8 juta ton.Bagus memperoyeksikan, pendapatan PTBA tahun ini dapat mencapai Rp 12,5 triliun atau naik 11,6%. Sedangkan, laba bersih PTBA diprediksi tumbuh 5,5% menjadi Rp 1,9 triliun di 2014.Bagus dan Andi menyarankan buy saham PTBA dengan target harga masing-masing Rp 14.800 dan Rp 11.900 per saham. Devinna pun merekomendasikan buy saham PTBA dengan target harga Rp 12.400 per saham.Kemarin, harga PTBA naik 2,22% ke Rp 10.375 per saham.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Harga batubara hangatkan bisnis batubara PTBA
JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) akan mengakuisisi tambang baru di Sumatera dan Kalimantan. Kini, PTBA telah melaksanakan proses kajian terhadap 14 area tambang, beberapa diantaranya akan dilanjutkan pada tahapan uji tuntas (due diligence).Analis Sucorinvest Central Ghani, Andi Wibowo Gunawan bilang, industri batubara dalam dua hingga tiga tahun depan punya prospek bagus. “Akuisisi ini nantinya akan menambah produksi serta cadangan batubara PTBA,” ujar Andi, Selasa (13/5).Kata Andi, PTBA merupakan emiten batubara yang kompetitif dalam menggenjot produksi. Ia menduga, PTBA baru akan mengurangi produksi batubara pada semester kedua tahun ini, jika harga batubara kembali turun.Analis Kresna Securities, Devinna Kristanto dalam risetnya, 29 April 2014, menyebutkan, kinerja PTBA di kuartal I 2014 sesuai prediksi dia. Pendapatan PTBA tumbuh 11,4% year-on-year (yoy) menjadi Rp 3,1 triliun dan laba bersih naik 8,7% menjadi Rp 536,3 miliar.Pendapatan PTBA itu didukung oleh meningkatnya harga jual rata-rata batubara, sebesar 19,5% menjadi Rp 733.000 per ton. Meski di sisi lain, penjualan batubara PTBA turun 6,7% ke 4,2 juta ton.Analis Onix Sekuritas, Bagus Hananto dalam risetnya, 28 April 2014, menyatakan, kenaikan harga batubara bisa menutupi penurunan volume penjualan PTBA di kuartal I. Meski begitu, kinerja PTBA itu masih sesuai proyeksi.Andi memprediksi, harga batubara berpotensi menanjak. “Batubara sudah melewati harga terendahnya,” ujar Andi. Dia menduga, harga batubara tahun ini dan tahun depan masing-masing sebesar US$ 85,5 dan US$ 86,5 per ton. Harga ini lebih tinggi dari harga di 2013, US$ 84 per ton.Untungnya, PTBA memiliki anak usaha di bisnis pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang juga menyerap batubara sebagai bahan bakarnya. “Sehingga meski anak usaha PTBA di bidang batubara rugi karena harga turun, setidaknya anak usaha di bidang PLTU justru diuntungkan,” imbuh Andi.Andi mengatakan, China masih akan tetap menjadi importir utama batubara Indonesia. “China masih harus menciptakan teknologi pengganti yang lebih ramah lingkungan,” ujar Andi. Andi optimistis, penjualan PTBA tahun ini mencapai Rp 11,7 triliun dan Rp 11,9 triliun tahun depan. Sedangkan, harga jual rata-rata batubara (ASP) PTBA diperkirakan mencapai Rp 829.570 per ton di 2014.Bagus memperkirakan, PTBA akan terus meningkatkan kapasitas pengangkutan, dengan menambah kereta api pengangkut dan pelabuhan bongkar muat. April 2014, PTBA sudah mendatangkan 600 gerbong kereta api untuk meningkatkan kapasitas hingga 17,9 juta ton tahun ini, lebih tinggi dari tahun lalu sebanyak 12,8 juta ton.Bagus memperoyeksikan, pendapatan PTBA tahun ini dapat mencapai Rp 12,5 triliun atau naik 11,6%. Sedangkan, laba bersih PTBA diprediksi tumbuh 5,5% menjadi Rp 1,9 triliun di 2014.Bagus dan Andi menyarankan buy saham PTBA dengan target harga masing-masing Rp 14.800 dan Rp 11.900 per saham. Devinna pun merekomendasikan buy saham PTBA dengan target harga Rp 12.400 per saham.Kemarin, harga PTBA naik 2,22% ke Rp 10.375 per saham.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News