KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan harga batubara kalori rendah diperkirakan akan memberikan dampak jangka panjang bagi industri batubara dalam negeri. Hal ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA), Hendra Sinadia, pada Kamis (2/1). "Penurunan harga ini berpotensi mengurangi cadangan batubara perusahaan, bahkan bisa menyebabkan penurunan produksi atau penghentian operasi bagi beberapa perusahaan," ujar Hendra.
Baca Juga: Penurunan Harga Batubara Kalori Rendah Tekan Produsen Batubara Hendra menjelaskan bahwa penurunan harga batubara kalori rendah memiliki korelasi dengan harga batubara lainnya dari Indonesia, yang menunjukkan pola fluktuasi serupa. "Permintaan secara umum meningkat, terlihat dari produksi dan ekspor yang terus tumbuh. Namun, pertumbuhan permintaan tidak secepat pertumbuhan produksi, sehingga menciptakan kondisi
oversupply yang membuat harga terus melemah," tambahnya. Meskipun demikian, Hendra memperkirakan bahwa tren penurunan harga di tahun 2025 tidak akan setajam yang terjadi pada 2023 dan 2024 secara tahunan (YoY). "Namun, harga akan terus melemah jika laju produksi tidak terkontrol, sehingga pasokan semakin memperburuk kondisi
oversupply," jelasnya. Dalam jangka pendek, penurunan harga batubara kalori rendah akan berdampak pada penurunan pendapatan atau margin perusahaan batubara.
Baca Juga: Permintaan Diproyeksi Tinggi, Begini Prospek Bisnis Batubara pada 2025 "Biasanya, perusahaan akan merespons dengan efisiensi biaya, seperti menurunkan
stripping ratio, yang dapat memengaruhi langkah perusahaan dalam melakukan penambangan secara selektif. Hal ini pada akhirnya memengaruhi
sequence penambangan," ungkap Hendra. Sebagai catatan tambahan, harga batubara dengan nilai kalori 3.400 kcal/Kg GAR hingga akhir pekan lalu berada di level US$ 30,9 per ton.
Angka ini hampir setara dengan biaya produksi atau operasional yang dibutuhkan beberapa perusahaan di Indonesia, menunjukkan tantangan besar yang harus dihadapi industri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto