Harga batubara kembali bangkit



JAKARTA. Harga batubara terus merangkak naik dalam empat hari terakhir. Prediksi Asosiasi Batubara Dunia bahwa permintaan batubara dunia masih akan tinggi, sampai paling tidak dua dekade mendatang, telah mengangkat pergerakan harga emas hitam ini ke level tertinggi dalam tiga bulan belakangan ini.

Di Bursa ICE Eropa sampai dengan Rabu (25/9), harga batubara untuk kontrak pengiriman November menguat 0,06% menjadi US$ 81,40 per metrik ton. Jika dihitung sejak 6 September lalu yang merupakan level terendah bulan ini, harga batubara sudah menguat sampai dengan 3,25%.

Milton Catelin, Kepala Eksekutif Asosiasi Batubara Dunia dalam sebuah konferensi asosiasi komoditas tersebut di Kanada, baru- baru ini, memproyeksikan bahwa tingkat kebutuhan dan permintaan batubara dalam dua dekade ke depan kemungkinan besar masih akan tinggi.


Perkiraan ini dibuat berdasarkan perhitungan atas masih besarnya tingkat kebutuhan batubara di dunia. Berdasarkan hitungan tingkat kebutuhan batubara untuk kebutuhan energi primer dunia dan listrik saja, tingkat kebutuhan batubara masing- masing masih mencapai 30% dan 41%.

Guntur Tri Hariyanto, analis PT Pefindo mengatakan, proyeksi yang diberikan oleh Catelin tersebut telah memberikan angin segar kepada harga batubara untuk bisa menguat. Selain itu, penguatan harga batubara juga ditopang oleh membaiknya data manufaktur China, belakangan ini.

Guntur mengatakan, membaiknya data manufaktur China telah menumbuhkan optimisme pasar terhadap bakal membaiknya permintaan batubara dari salah satu konsumen terbesar ini.

Wahyu Tribowo Laksono, analis Megagrowth Futures bilang, harga batubara, beberapa waktu belakangan ini memang mendapatkan banyak sentimen positif. Pertama, membaiknya kondisi perekonomian global yang diharapkan akan mendongkrak permintaan batubara.

Sentimen positif kedua datang dari kelanjutan program stimulus Amerika Serikat (AS) yang menguatkan harga sejumlah komoditas, termasuk batubara. "Tapi kenaikan batubara ini masih wajar, karena nilainya masih undervalue dari level terendah 2012 lalu," katanya.

Wahyu memperkirakan, harga batubara masih punya potensi untuk menguat hingga akhir tahun ini. Namun, penguatan harga tersebut masih lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sebelum krisis ekonomi dunia. "Jadi penguatan ini bukan suatu yang baru atau yang berlebihan," tambah Wahyu.

Wahyu mengatakan, sepekan ke depan, harga batubara masih berpotensi menguat secara teknikal. Ini antara lain bisa dilihat dari posisi moving average convergence divergence (MACD) yang masih berada di area positif. Potensi penguatan lain, juga bisa dilihat dari posisi harga yang sudah berada di atas moving average (MA) 50 dan mendekati MA 100.

Potensi penguatan lain juga didukung oleh pergerakan relative strength index (RSI) yang berada di level 68. Sementara itu, indikator stochastic yang sudah berada di level overbought 92 menunjukkan bahwa harga batubara masih berpotensi untuk melemah.

Wahyu memperkirakan, harga batubara berpotensi naik di kisaran US$ 77 - US$ 81 per metrik ton dalam sepekan ke depan. Guntur memprediksi, harga batubara akan menguat di kisaran US$ 81,30 - US$ 82 per metrik ton, sepekan ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati