Harga batubara lesu, ini strategi ABM Investama (ABMM) menjaga kinerja



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT ABM Investama Tbk (ABMM) membukukan kerugian bersih senilai US$ 3,42 juta di semester I-2020. Realisasi ini berbanding terbalik dengan kinerja pada semester I-2019 dimana ABMM masih membukukan laba bersih senilai US$ 5,23 juta.

Padahal, selama enam bulan pertama pendapatan ABMM naik tipis 1,26% menjadi US$ 290,1 juta dari sebelumnya sebesar US$ 286,48 di periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga: Semester I 2020, Elnusa (ELSA) serap belanja modal Rp 270 miliar


Bila dirinci, pendapatan ABMM masih didominasi oleh lini bisnis kontraktor tambang dan tambang batubara, yakni senilai US$ 220 juta atau 75,8% dari total pendapatan. Sementara itu, pendapatan dari segmen logistik dan sewa kapal sebesar US$  43,75 juta, disusul oleh pendapatan dari segmen Divisi Site Services (SSD) dan pabrikasi senilai US$ 16,52 juta.

Emiten pertambangan batubara ini juga mengantongi pendapatan dari segmen pabrikasi senilai US$  8,59 juta serta pendapatan dari bisnis perdagangan bahan bakar senilai US$ 1,16 juta.

Kepada Kontan.co.id, Rindra Donovan, Sekretaris Perusahaan ABM Investama mengamini kinerja ABMM pada semester I-2020 terdampak pandemi Covid-19. “Kami sangat terkena impact dari harga batubara yang drop selama semester I- 2020,” ujar Rindra.

Adapun realisasi produksi batubara ABMM sampai dengan Juni 2020 sebesar 6,4 juta ton. Rindra mengklaim, realisasi ini hampir sama bila dibandingkan dengan realisasi produksi periode yang sama tahun sebelumnya.

Baca Juga: Analis prediksi kinerja emiten CPO di semester II masih positif, ini alasannya

Hanya saja, dengan harga batubara yang melemah seperti saat ini, Rindra menaksir produksi ABMM akan berada di bawah target yang dipasang, yakni 15 juta ton. Namun, ABMM akan tetap berusaha untuk mengejar target produksi tersebut.

Editor: Tendi Mahadi