Harga batubara masih akan melemah di kuartal I



JAKARTA. Tren penguatan harga batubara sepertinya mulai berakhir. Beban yang datang dari koreksi harga komoditas energi dan isu lingkungan masih terus menjadi pengganjal langkah harga batubara.

Mengutip Bloomberg, Rabu (1/2) harga batubara kontrak pengiriman Maret 2017 di ICE Futures Exchange tertekan 0,36% ke level US$ 81,80 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Penurunan lebih tajam justru terjadi sejak akhir 2016 lalu yang mana harga batubara tersungkur 8,42% sampai 31 Januari 2017 lalu.

Wahyu Tribowo Laksono, Analis PT Central Capital Futures menuturkan, permasalahan utama masih datang dari upaya China yang masih akan terus menggenjot produksinya demi memanfaatkan kenaikan harga batubara sejak penghujung tahun 2016 lalu.


Pemerintah China memberikan izin kepada korporasi untuk memaksimalkan produksinya hingga Maret 2017 mendatang. Sehingga timbul dugaan di sepanjang kuartal satu 2017 ini produksi China bisa naik 5% dibanding akhir tahun 2016 lalu.

Padahal di saat yang bersamaan, laporan penjualan batubara China Desember 2016 turun 25% menjadi 11,5 juta ton dibanding bulan sebelumnya. “Artinya fundamental pasar belum sepenuhnya positif bagi harga batubara,” kata Wahyu.

Tidak hanya dari China, upaya negara-negara maju untuk tetap berkomitmen mengurangi polusi udara dan mengurangi penggunaan batubara masih jadi bayang negatif bagi harga. International Energy Agency (IEA) menduga permintaan batubara sepanjang tahun 2017 ini hanya akan berada di level 680,9 juta metrik ton atau di bawah perkiraan sebelumnya yang mencapai 700,9 juta ton. Bahkan hingga 2020 diprediksi permintaan akan turun menjadi 458 juta ton.

Fundamental yang masih buruk ini mengarahkan Wahyu pada dugaan, harga batubara cenderung tidak banyak perubahan dan belum akan mampu menembus level US$ 100 per metrik ton pada kuartal I tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie