JAKARTA. Harga batubara bergerak mendatar cenderung tertekan dalam beberapa hari terakhir ini. Koreksi teknikal setelah sebelumnya terjadi penguatan cukup tajam sejak akhir Agustus 2013, sedikit menahan kenaikan lanjutan harga komoditas ini. Menurut Bloomberg, harga batubara untuk kontrak pengiriman November 2013 di ICE Futures, Jumat (1/11), menguat tipis 0,29% menjadi US$ 84,40 per ton dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan, harga batubara tercatat terkoreksi 0,99%. Guntur Tri Hariyanto, analis Pefindo mengatakan, beberapa faktor fundamental yang positif sempat mengangkat harga batubara. Antara lain, proyeksi sejumlah asosiasi energi dunia bahwa dalam beberapa tahun mendatang, kebutuhan batubara untuk kebutuhan energi dunia masih akan tetap tinggi. Faktor fundamental lain, kebijakan pengalihan sumber energi dari nuklir ke batubara yang dilakukan Jepang dan sejumlah negara Eropa. Kebijakan ini didorong akibat tingkat persediaan batubara yang melimpah sehingga membuat harga komoditas ini murah.
Perkiraan Guntur, harga batubara akan kembali menguat. Ekspektasi perbaikan ekonomi China, akan meningkatkan permintaan batubara dari China. Penguatan harga batubara juga akan ditopang dari penurunan tingkat produksi batubara yang dilakukan Australia sebagai salah satu produsen batubara terbesar di dunia. Masih prospektif