KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Harum Energy Tbk (
HRUM) mencatatkan pendapatan bersih senilai US$ 115,72 juta sepanjang semester I-2021. Jumlah ini naik 12,74% dari realisasi penjualan pada periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 102,54 juta. Meski pendapatan naik, HRUM mencatatkan penurunan
bottomline. Laba bersih HRUM terkoreksi 52,7%, dari semula US$ 21,92 juta menjadi US$ 10,35 juta. Analis BRIDanareksa Sekuritas Stefanus Darmargiri menyebut, di kuartal II-2021 sendiri HRUM melaporkan kerugian bersih sebesar US$ 7,3 juta, seiring adanya perubahan metode akuntansi yang menyebabkan penyesuaian negatif sebesar US$ 10,6 juta dalam nilai wajar investasi HRUM di Nickel Mines Limited (NIC).
Baca Juga: Kinerja terus membaik di semester I 2021, ini rekomendasi analis untuk saham BBTN Namun, laba bersih inti meningkat 6,4% secara kuartalan (
quarter-on-quarter/QoQ) menjadi US$ 10.6 juta. Kenaikan laba inti terdorong kenaikan harga jual rerata atau
average selling price (ASP) sebesar 14,6% QoQ. ASP naik di tengah volume penjualan yang menurun 10,0% QoQ dan kenaikan biaya tunai per ton sebesar 11,6% QoQ. Sepanjang semester I-2021, laba bersih HRUM turun 52,8%
year-on-year (yoy) menjadi US$ 10,4 juta. Namun, jumlah laba bersih inti dengan tidak menghitung penyesuaian nilai wajar investasi dan translasi valuta asing (valas) berhasil melejit 139,3% YoY menjadi US$ 20,9 juta. Stefanus mengatakan, kenaikan laba inti HRUM didorong oleh ASP yang berhasil naik 19,4% YoY dan biaya tunai per ton yang menurun 6,7 %. Kenaikan laba inti juga didukung oleh nisbah kupas atau
stripping ratio (SR) yang lebih rendah yakni 8,2 kali. Alhasil, berkat harga batubara yang solid, profitabilitas HRUM meningkat dengan marjin EBITDA yang lebih tinggi, yakni sebesar 38,3% dari sebelumnya 21,4% di semester I-2021.
Baca Juga: Bisnis poultry penuh gejolak, simak rekomendasi saham sektor ini Stefanus menilai, ada indikasi perbaikan volume produksi batubara HRUM di kuartal ketiga, yang berasal dari Blok E dan D di Mahakam Sumber Jaya (MSJ). Selain itu, produksi batubara di wilayah pertambangan Karya Usaha Pertiwi (KUP) diperkirakan akan meningkat pada kuartal ini. “Oleh karena itu, dengan meningkatnya produksi batubara ditambah dengan harga batubara yang solid belakangan ini, kami meyakini bahwa laba inti HRUM akan lebih tinggi pada tahun 2021,” tulis Stefanus dalam riset, Selasa (3/8). Terkait saham HRUM, Stefanus menilai valuasi saham tambang batubara tersebut sudah cukup mahal saat ini, dengan reli harga saham yang mendahului kondisi fundamentalnya.
Dus, BRIDanareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi jual (
sell) saham HRUM dengan target harga yang lebih tinggi, yakni di level Rp 4.100 dari sebelumnya Rp 3.400.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi