Harga batubara masih sulit membara



JAKARTA. Harga batubara belum lepas dari tekanan. Harga sulit terangkat karena pasokan batubara dunia masih melimpah. Sedangkan, permintaan dari China, Eropa dan Jepang tengah melemah. Data Bloomberg menunjukkan, Selasa (22/4), harga batubara di Bursa ICE Futures untuk kontrak pengiriman Mei 2014 turun 1,21% dari hari sebelumnya menjadi US$ 73,40 per metrik ton. Jika dibandingkan akhir tahun 2013, harga batubara sudah terpangkas 12,87%. Harga saat ini belum beranjak jauh dari level terendah sejak Maret 2009 sebesar US$ 71,60 per ton yang sempat tersentuh 10 Maret 2014 lalu.

Analis PT Central Capital Futures, Wahyu Tribowo Laksono menilai, harga batubara masih bergerak konsolidasi. "Tahun ini, harga batubara bergerak konsolidasi di area US$ 70-US$ 80 per ton," kata dia, kemarin. Wahyu bilang permintaan batubara yang menyusut membuat harga jatuh. Permintaan merosot akibat ekonomi China yang melambat.

Pasokan batubara


Guntur Tri Hariyanto, analis PT Pefindo juga menilai, harga batubara masih akan tertekan. Pengiriman batubara termal dari Australia selama semester I-2014 diperkirakan tumbuh paling tinggi dari negara-negara lain. Australia merupakan negara pengekspor batubara terbesar kedua dunia. Hal ini menunjukkan bahwa pasokan batubara masih melimpah.

Di sisi lain, permintaan batubara dari Cina, Eropa, dan Jepang akan melemah disebabkan musim dingin yang ringan dan peralihan ke musim semi. Harga kian tertekan karena ada kecenderungan, para produsen batubara China yang menurunkan harga jualnya. Alhasil, batubara impor kalah bersaing.

"China akan meningkatkan impor batubara bila harga batubara global lebih rendah dari harga batubara lokal," kata Guntur. Menurut Wahyu, harga batubara bisa terangkat jika krisis antara Ukraina dan Rusia makin memanas karena jalur ekspor batubara terganggu.

Secara teknikal, ia bilang, harga batubara masih berada di bawah moving average (MA) 50 (73,30), MA 100 (75,90), dan MA 200 (78,15). Sejumlah indikator mengindikasikan masih ada pelemahan, yakni stochastic di level 61% dan relative strength index (RSI) 64%. Moving average convergence divergence (MACD) berada di area positif 1,05. Ini juga menandakan masih akan ada pelemahan lanjutan harga batubara. Dalam sepekan, Wahyu menduga, harga batubara akan konsolidasi di US$ 70-US$ 77 per ton.

Hingga akhir semester I-2014, harga di US$ 70-US$ 80 per ton. Sedangkan Guntur menebak, harga batubara dalam jangka pendek di kisaran US$ 72-75 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie