Harga batubara melaju, BUMI optimis produksi KPC dan Arutmin naik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) memperkirakan harga batubara akan berada di atas US$ 100 per ton selama 6 hingga 12 bulan ke depan.

Meski demikian, harga batubara kalori rendah (di bawah 5.000 GAR), diperkirkan masih akan tertekan, akibat ekspor yang merosot di harga US$ 2 hingga US$ 3 dari batas harga domestik.

"Diharapkan, pada kuartal IV 2018, harga batubara tersebut bisa kembali menguat, didukung dengan permintaan global yang meningkat," kata Direktur Keuangan BUMI, Andrew C Beckham dalam pernyataan resminya, Selasa (2/10).


Berkaca dari pergerakan harga batubara sepanjang Agustus yang masih tinggi di level US$ 115 per ton, perusahaan optimistis untuk mencetak produksi tinggi. Produksi batubara di Kaltim Prima Coal (KPC) juga mengalami kenaikan pada Agustus, setelah sempat merosot di Juli lalu.

"Namun penjualan masih cenderung tertekan karena masih tertekannya harga batubara kalori rendah di bawah ekspektasi yang diharapkan," jelasnya.

Untuk rata rata harga produksi batubara KPC adalah US$ 70 per ton, karena penjualan batubara kelas tersebut lebih rendah. Meskipun begitu, penjualan batubara kalori rendah mulai mengalami peningkatan di September 2018.

Di sisi lain, produksi batubara Arutmin meningkat akibat banyaknya permintaan untuk batubara kalori tinggi. Meskipun, dari sisi penjualan Agustus cenderung stagnan atau sama dengan angka penjualan Juli, pada September penjualannya dikonfirmasi mengalami peningkatan.

"Ini karena rata rata harga jual batubara kalori tinggi mencapai US$ 48 per ton di September, naik dari capaian kuartal II 2018," ungkapnya.

Seiring dengan kenaikan harga minyak mentah Brent Crude Oil ke level US$ 80 per barel, turut mendorong produksi batubara kelas tinggi di Arutmin. "Arutmin juga melakukan efisiansi terhadap biaya produksi batubara yang tinggi," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Narita Indrastiti