KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara mengalami penurunan dalam beberapa waktu terakhir. Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji mengungkapkan, sejumlah faktor mempengaruhi pergerakan harga batubara ini. "Berkaitan dengan faktor keterlambatan perekonomian global yang terjadi serta adanya penurunan permintaan pada sektor komoditas," ungkap Nafan kepada Kontan, Minggu (29/1). Selain itu, suplai batubara global kini berlebih sehingga membuat harga cenderung melandai.
Rekomendasi Saham
Nafan mengungkapkan, kondisi tahun ini diprediksi membuat emiten batubara tidak bisa mencetak kinerja sebaik tahun 2022 maupun tahun sebelumnya. Menurutnya, keuntungan dari windfall profit komoditas yang terjadi pada tahun lalu berpotensi mereda pada tahun ini. Meski demikian, menurutnya ada sejumlah hal yang akan diperhatikan investor untuk tahun ini antara lain kinerja tahun penuh 2022 serta dividen dari emiten-emiten batubara. "Para investor juga berekspektasi kuat bahwa dividen emiten berbasis batubara masih diekspektasikan menarik atau akan mengalami peningkatan yield," terang Nafan. Dengan kondisi tersebut, emiten yang rajin membagikan dividen dinilai merupakan emiten yang menarik untuk dicermati pada kondisi saat ini. Sejumlah emiten tersebut antara lain PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) hingga PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Baca Juga: Harga Batubara Melandai, APBI Beberkan Prospek dan Tantangan di Sepanjang Tahun Ini Sementara itu, Lukman menilai sejumlah saham yang akan menjadi perhatian yakni PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan PT Bayan Resources Tbk (BYAN). "Saham-saham itu masih sangat berpotensi naik ke depannya. Namun, penurunan pada ekonomi global diperkirakan akan menekan harga saham-saham tersebut," kata Lukman.BYAN Chart by TradingView