KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Batubara Acuan (HBA) bulan April 2021 naik 2,6% ke level US$ 86,68 per ton. Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) mengatakan, ada beberapa produsen yang bakal merevisi target produksinya di 2021. Hal tersebut dilakukan karena pelaku usaha kompak memprediksi prospek harga batubara masih bisa lebih baik di tahun ini. Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia mengungkapkan, tren harga batubara 2021 bakal lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, demand atau permintaan juga diperkirakan bakal membaik seiring dengan mulai pulihnya perekonomian global.
"Kami sudah mendengar ada beberapa perusahaan yang akan mengajukan revisi RKAB. Berapa besarnya saya kurang tahu karena belum semua mengajukan," kata dia kepada Kontan.co.id, Selasa (6/4). Hendra menambahkan, sebagian produsen batubara terdorong untuk merevisi target produksi yang dapat diajukan di kuartal II-2021. Apalagi, sebagai pelaku usaha, dia berharap tren kenaikan HBA bisa berlanjut lama. Di samping itu, Hendra juga menyadari kalau kenaikan HBA April 2021 merupakan refleksi rerata empat indeks pembentuk HBA selama Maret 2021. Adapun beberapa penyebab kenaikan harga yakni permintaan yang meningkat di tengah kondisi supply yang terhambat akibat dampak Covid-19. Selanjutnya, faktor seperti produksi batubara dari Indonesia dan Australia periode Maret terdampak faktor cuaca hujan yang cukup tinggi. Apalagi, Hunter Valley Australia juga mengalami banjir bandang yang mempengaruhi pasokan. Baca Juga: Penyebab Indika Energy (INDY) menderita kerugian US$ 117,54 juta pada 2020 Adapun dari sisi permintaan, terhambatnya ekspor batubara Australia ke China telah mengakibatkan harga batubara domestik Negeri Tirai Bambu meningkat dan mendorong kenaikan impor. Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi, menjelaskan kalau naiknya tensi dagang antara China dan Australia yang memanas juga berpengaruh terhadap sejumlah harga komoditas global termasuk batubara.