KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek PT Indo Tambangraya Megah Tbk (
ITMG) diyakini masih cukup cerah tahun ini. Analis Maybank Kim Eng Sekuritas Isnaputra Iskandar pun mempertahankan rekomendasi saham ITMG dengan target harga yang tidak berubah, yakni Rp15.000. Rekomendasi ini diambil karena
ITMG akan terus mendapatkan keuntungan dari harga batubara internasional yang kuat mengingat eksposurnya yang tinggi ke pasar batubara lintas laut (ekspor), yakni sebesar 85% pada kuartal pertama 2021. Sementara itu, biaya produksi
ITMG kemungkinan akan tetap stabil selama tahun ini, karena penurunan nisbah (rasio) kupas dan volume produksi yang lebih tinggi.
Isnaputra menilai, harga emas hitam yang solid kemungkinan besar akan berlanjut tahun ini. Penguatan ini bisa berlanjut manakala sisi pasokan tidak mampu meningkatkan volume dengan cukup cepat untuk memenuhi permintaan. Di sisi lain,
ITMG dinilai berada pada posisi yang tepat untuk memanfaatkan situasi tersebut mengingat eksposurnya yang tinggi ke pasar ekspor batubara.
Baca Juga: Curah hujan yang menurun di kuartal dua akan menjadi sentimen positif bagi ITMG Pada tiga bulan pertama 2021, sebanyak 85% dari volume penjualan
ITMG merupakan penjualan ekspor, yang merupakan yang tertinggi di antara perusahaan batubara yang berada di bawah cakupan Maybank Kim Eng. “Kami memperkirakan proporsi ekspor yang tinggi dalam jangka waktu dekat hingga menengah, karena batubara ITMG memiliki kualitas sedang hingga tinggi, yang tidak sesuai untuk konsumsi domestik,” tulis Isnaputra dalam riset, beberapa waktu lalu.
Isnaputra melihat adanya potensi kenaikan pada proyeksi laba bersih
ITMG jika harga batubara yang saat ini berada di rentang US$ 95-US$ 100 per ton bertahan sepanjang tahun 2021. Hal ini karena sebanyak 73% dari volume penjualan yang tersisa kemungkinan besar akan ditentukan dari harga pasar. Maybank Kim Eng memperkirakan harga jual rata-rata atau
average selling price (ASP) dapat mencapai US$ 72-US$ 75 per ton, lebih tinggi 10%-15% dari asumsi yakni US$ 65,3 per ton. Namun, risiko utama atas rekomendasi ini adalah jatuhnya harga batubara dan adanya ketidakpastian peraturan (regulasi).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari