KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah membukukan penurunan kinerja pada tahun lalu, PT Adaro Energy Tbk (
ADRO) diproyeksikan punya kinerja yang lebih baik pada tahun ini. Sepanjang tahun lalu, ADRO berhasil membukukan pendapatan sebesar US$ 2,5 miliar atau turun 26,7% secara
year on year (yoy). Sementara dari laba bersih, emiten batubara ini berhasil membukukan US$ 146,9 juta atau turun 63,6% secara yoy. Analis Mirae Asset Sekuritas, Andy Gunawan, dalam risetnya pada 5 Maret 2021 mengatakan, perolehan ADRO pada tahun lalu telah berhasil melampaui proyeksi Mirae, namun masih di bawah konsensus.
Dari sisi top line, Andy bilang perolehan ADRO telah memenuhi 101,3% dari proyeksi Mirae dan telah memenuhi 94,9% dari target konsensus pada tahun lalu. Sementara dari sisi bottom line, perolehan ADRO telah memenuhi 100,3% dari proyeksi Mirae, namun hanya memenuhi 74% dari konsensus.
Baca Juga: Intip saham-saham yang banyak dikoleksi investor asing selama sepekan ini “Kinerja bottom line yang kurang memuaskan ini tidak terlepas dari kombinasi dari pedapatan yang lebih rendah serta kerugian lainnya yang lebih tinggi,” tulis Andy dalam risetnya. Andy bilang saat ini, Mirae tengah meninjau ulang dan memperbarui asumsi mereka. Tapi, ada kemungkinan Mirae akan tetap mempertahankan target harga saat ini seiring ADRO punya cadangan batubara yang melimpah. Dengan asumsi ADRO bisa memproduksi batubara sebanyak 52 juta ton per tahun, Andy menyebut umur tambang batubara ADRO akan mencapai lebih dari 20 tahun. Ditambah lagi, ADRO tidak hanya punya batubara thermal, namun juga punya batu bara kestrel. Sehingga bisa menjadi keuntungan yang kompetitif bagi ADRO secara jangka panjang.
Analis Maybank Kim Eng Sekuritas, Isnaputra dalam risetnya pada 17 Maret menuliskan ADRO masih punya prospek yang menarik ke depan. Salah satu pendukungnya adalah harga batubara yang diperkirakan masih akan tetap kuat pada tahun ini. Isnaputra mengatakan, terdapat potensi upside pada proyeksi pendapatan dari Maybank Kim Eng seiring dengan pergerakan harga batubara yang kemungkinan akan bergerak di kisaran US$ 85 - US$ 90 per ton pada tahun ini. Isnaputra sendiri memperkirakan harga batubara di US$ 75 per ton.
Baca Juga: Harga batubara Adaro (ADRO) terus naik, Maybank kerek proyeksi harga rata-rata “Walaupun dari cuaca memang ada perbaikan, kami melihat pemulihan sisi suplai justru berjalan lebih lambat dibandingkan permintaan. Memang ada kemungkinan harga batubara kembali normal pada kuartal II atau III-2021, tapi mungkin juga harganya masih tetap akan bertahan di atas US$ 75 per ton seiring kondisi pasar yang lebih ketat,” tulis Isnaputra dalam risetnya.
Editor: Noverius Laoli