Banyak sentimen negatif, harga batubara jatuh ke titik terendah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sempat menguat, harga batubara rupanya harus merosot ke level US$ 89 per metrik ton. Ketidakpastian perang dagang dan Brexit kembali jadi sentimen utamanya.

Mengutip Bloomberg, harga batubara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak teraktif April 2019 pada Kamis (21/3) berada di level US$ 89,25 per metrik ton. Angka ini turun 1,76% dari level sebelumnya US$ 90,85 per metrik ton. Bahkan dalam sepekan, harga batubara anjlok 4,64%.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, wajar jika harga batubara berada di level terendahnya kini. Meskipun bank sentral Amerika Serikat, The Fed mengumumkan tidak menaikkan suku bunga atau malah menurunkan suku bunga akhir tahun 2019, tetap harga batubara akan melemah.


Menurut Ibrahim persoalan Brexit dan perang dagang mengkhawatirkan pelaku pasar.

"Sebelumnya Parlemen Uni Eropa belum memberikan persetujuan terhadap permohonan Perdana Menteri Theresa May akan Brexit. Ini masih negatif dan membuat dollar. Sama halnya dengan perang dagang yang belum memberi titik temu," ujar Ibrahim kepada Kontan.co.id, Jumat (22/3).

Ibrahim menilai bahwa persoalan perang dagang sendiri, antar negosiator akan bertemu beberapa pekan mendatang. Hanya saja, negosiator AS pesimistis jika perang dagang berakhir April mendatang. Inilah yang mampu membuat harga komoditas berguguran termasuk batubara.

Jikalau perang dagang belum berakhir, dan The Fed sudah menyatakan dovish akan suku bunganya, maka pertumbuhan ekonomi global dilihat Ibrahim jelas melambat.

"Saya lihat perang dagang tidak akan pernah mencapai kesepakatan. Sementara Parlemen Uni Eropa memberi waktu terhadap Theresa May untuk meloloskan penarikan Inggris dari Uni Eropa. Brexit dan perang dagang cukup dahsyat menurunkan harga batubara dan membuat indeks dollar naik tajam ke level 96-98," tambah Ibrahim.

Tak hanya dari sisi eksternal, secara teknikal, Ibrahim mencatat bahwa harga batubara masih akan tergerus. Buktinya bollinger band atas dan moving average berada 20% di atas bollinger bawah. Indikator stochastic 70% negatif, MACD wait and see dan RSI 60% positif. Semua indikator mengarahkan harga melemah lagi.

Diperkirakan Jumat (22/3), harga batubara akan menyentuh level US$ 88,00 per metrik ton. Sedangkan awal pekan depan diperkirakan berkisar di level US$ 87,20 sampai US$ 89,00 per metrik ton. Sepekan sendiri bergerak di rentang US$ 86,20 sampai US$ 89,50 per metrik ton. Ibrahim pun merekomendasikan sell.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli