KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk (
ADRO) belum berencana meningkatkan target produksi batubara pada tahun ini. ADRO masih mengejar target produksi sekitar 52 juta-54 juta ton yang telah dicanangkan sebelumnya. Head of Corporate Communication Division Adaro Energy Febriati Nadira mengatakan, ADRO sejatinya optimistis soal prospek bisnis batubara di paruh kedua tahun ini. Meski begitu, ADRO tetap ingin berhati-hati dalam menjalankan bisnis. “Belum ada (rencana menaikkan target produksi),” kata Febriati singkat saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (5/8).
Baca Juga: Harga emas hitam naik, emiten pengguna batubara catat kenaikan beban Seperti diketahui, harga batubara memang masih terus menunjukkan tren penguatan. Hal ini tercermin misalnya dari Harga Batubara Acuan (HBA) bulan Agustus 2021 yang mencapai angka US$ 130,99 per ton. Angka ini disebut-sebut sebagai angka HBA tertinggi selama lebih dari 1 dekade terakhir. Di tengah tren penguatan harga tersebut, Febriati memastikan, ADRO akan berupaya memaksimalkan upaya untuk terus fokus terhadap keunggulan operasional bisnis inti, meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasi, menjaga kas dan mempertahankan posisi keuangan yang solid. Di saat yang sama, ADRO juga akan terus mengikuti perkembangan pasar dengan tetap menjalankan kegiatan operasi sesuai rencana di tambang-tambang milik perusahaan dengan terus berfokus untuk mempertahankan marjin yang sehat dan kontinuitas pasokan ke pelanggan. “Selain itu, akan senantiasa mematuhi peraturan ketentuan DMO serta memenuhi kebutuhan dan pasokan batubara untuk dalam negeri yang merupakan prioritas kami,” Imbuh Febriati.
Sedikit informasi, berdasarkan laporan kuartal I 2021, produksi batubara ADRO menurun 11% yoy menjadi 12,87 juta ton. Segendang sepenarian, volume penjualan batubara ADRO juga mengalami kontraksi hingga 13% yoy atau menjadi 12,59 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat