Harga Batubara Merosot, Pelaku Usaha Jaga Produksi



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Harga Batubara Acuan (HBA) Oktober 2023 kembali mengalami penurunan dari bulan sebelumnya. Penurunan terjadi untuk seluruh nilai kalori batubara.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengatakan, penurunan HBA bulan Oktober 2023 dipengaruhi beberapa faktor yakni peningkatan produksi dari sejumlah negara produsen serta terjadinya penurunan konsumsi dari sejumlah negara.

Indonesia, India dan Australia sejauh ini mencatatkan peningkatan produksi batubara. Di saat bersamaan, permintaan batubara dari Eropa dan Asia Timur (Jepang, Korea Selatan dan Taiwan) mengalami penurunan dalam sembilan bulan pertama tahun ini.


Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham PTBA di Tengah Berlanjutnya Normalisasi Harga Batubara

Di tengah kondisi harga yang kian menutun, pelaku usaha pun tetap berupaya memenuhi target produksi yang direncanakan.

"Sejauh ini meski tren harga menurun sementara beban biaya operasional dan royalti semakin tinggi, perusahaan berusaha mempertahankan rencana produksi hingga akhir tahun," ungkap Hendra kepada Kontan, Selasa (17/10).

Hendra menambahkan, menjelang akhir tahun ada potensi peningkatan konsumsi batubara karena akan memasuki musim dingin.

Meski demikian, potensi peningkatan konsumsi ini dihadapkan pada tantangan ketersediaan energi gas bumi. Menurutnya, sejumlah negara maju cenderung memilih menggunakan gas bumi apalagi harganya pada tahun ini terhitung lebih rendah dari batubara.

Hendra melanjutkan, sampai akhir tahun ini tantangan yang akan dihadapi pelaku usaha masih sama. Tantangan itu meliputi harga komoditas, beban operasional dan royalti.

Baca Juga: Saham Prajogo Pangestu Moncer, Sederet Konglomerat ini Raup Cuan dari Bursa Saham

Direktur PT ABM Investama Tbk (ABMM) Adrian Erlangga mengungkapkan, tren penurunan harga batubara yang terjadi saat ini masih dalam level yang terukur. "Penurunan HBA ini sudah diantisipasi semua penambang. Sehingga tidak ada sesuatu yang baru. Masih terukur," kata Adrian kepada Kontan, Selasa (17/10).

Hendra menambahkan, dalam estimasi perusahaan, HBA jelang tutup tahun berpotensi mengalami peningkatan.

Sementara itu, Direktur PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Dileep Srivastava mengatakan, pihaknya menyiapkan sejumlah strategi dalam mengatasi tantangan harga batubara saat ini.

"Menyesuaikan produksi sesuai dengan permintaan, mengurangi persediaan dan optimalisasi biaya seluruh bidang," terang Dileep kepada Kontan, Selasa (17/10). Dileep menambahkan, BUMI turut menjaga efisiensi di tengah kondisi harga saat ini.

Asal tahu saja, HBA dengan kesetaraan kalori 6.322 kcal/kg GAR, total moisture 12,26%, sulphur 0,66%, dan ash 7,94% ditetapkan di harga US$ 123,96 per ton. Harga ini mengalami penurunan dibandingkan dengan HBA pada September 2023 yang sebesar US$ 133,13 per ton.

Baca Juga: Indonesia Diproyeksi Bisa Atur Harga Referensi Dunia Usai Bursa CPO Diresmikan

HBA I dengan kesetaraan nilai kalori 5.300 kcal/kg GAR, total moisture 21,32%, sulphur 0,75%, dan ash 6,04% ditetapkan sebesar US$ 81,38 per ton. Nilai ini merosot dibandingkan  HBA I September 2023 yang sebesar US$ 89,11 per ton.

Sementara itu, HBA II dengan kesetaraan nilai kalori 4.100 kcal/kg GAR, total moisture 35,73%, sulphur 0,23%, dan ash 3,90% ditetapkan US$ 50,41 per ton atau turun dibandingkan September 2023 yang sebesar US$ 53,83.

Adapun, HBA III dengan kesetaraan nilai kalori 3.400 kcal/kg GAR, total moisture 44,30%, sulphur 0,24%, dan ash 3,88% ditetapkan sebesar US$ 25,50 per ton. Besaran ini mengalami penurunan dibandingkan September 2023 yang sebesar US$ 31,82 per ton.

Kontan mencatat, Pemerintah menetapkan produksi batubara nasional tahun ini sebesar 694,50 juta ton. Jumlah ini berpotensi meningkat seiring rencana tambahan produksi sebesar 32 juta ton yang bersumber dari revisi RKAB perusahaan batubara.

Baca Juga: Bursa CPO Meluncur 13 Oktober, Indonesia Bisa Atur Harga Referensi Dunia?

Kementerian ESDM mencatat, produksi batubara sampai dengan bulan Agustus 2023 sebesar 500,83 juta ton atau 72,11% dari rencana produksi batubara nasional sebesar 694,50 juta ton.

Sementara itu, berdasarkan data realisasi produksi sampai dengan bulan Oktober 2023, produksi tercatat sebesar 567,20 juta ton atau mencapai 81,67% dari rencana produksi batubara nasional sebesar 694,50 juta ton. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli