KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten batubara diperkirakan masih volatil di tengah kenaikan harga batubara yang terjadi selama sebulan terakhir. Melansir Trading Economics, Senin (21/8), harga batubara ada di level US$ 149,50, naik 14,12% dalam sebulan. Analis Henan Putihrai Sekuritas, Ezaridho Ibnutama mengatakan, hal tersebut masih tercermin dari kinerja IDX Sector Energy yang masih negatif di semester I 2023. Dilansir dari laman BEI, kinerja IDX Sector Energy turun sebesar 12,21% secara
year to date (YTD). “Ini karena batubara tahun ini mengalami
downtrend seusai
bullish momentum di tahun 2022,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (18/8).
Menurut Ezaridho, harga batubara dalam 1-2 bulan terakhir mengalami
rebound. Namun, pemulihan itu hanya bersifat sementara.
Baca Juga: Banyak Sentimen Positif, Analis Rekomendasi Beli Saham Batubara Harga Receh Ini “Sebab, tren besarnya harga batubara ini masih akan turun. Jadi,
rebound harga ini hanya sementara saja di tengah
major bearish sentiment,” tuturnya. Jika harga batubara mengalami kenaikan, Ezaridho melihat, semua emiten produsen batubara tentu akan mendapatkan keuntungan. Selain itu, jika harga batubara naik, sentimen positifnya bisa ikut menggerakkan pasar modal Indonesia secara keseluruhan. “Ini akan jadi penggerak utama ke pasar modal Indonesia signifikan, sebab
market cap emiten batubara ini lumayan besar,” ungkapnya.
Meskipun tidak menyebutkan target harga, Ezaridho merekomendasikan
buy untuk
ADRO dan
BUMI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi