Harga Batubara Naik 2% Pada Pekan Lalu, Prospek ke Depan Tergantung Ekonomi China



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara menguat sepanjang pekan lalu. Ekonomi China akan menjadi faktor utama bagi prospek harga batubara ke depannya.

Mengutip Barchart, harga batubara Newcastle untuk kontrak berjangka Maret 2024 ditutup pada posisi US$ 125,25 per ton per Jumat (23/2). Harga batubara kontrak tersebut terpantau menguat sekitar 2,04% dalam sepekan.

Analis Komoditas dan Founder Traderindo.com, Wahyu Tribowo Laksono mengatakan, tren penguatan harga batubara bergerak sejalan dengan harga komoditas energi lainnya seperti minyak dan gas alam. Selain didukung tren energi, penguatan harga batubara dianggap wajar karena secara teknikal sudah oversold.


Di samping itu, peningkatan harga didukung oleh data mingguan terbaru dari data impor batubara China. Hal itu seiring China terus berbenah usai diterpa badai covid-19, yang saat ini semakin terlihat nyata terwujud dari stimulus kebijakan pelonggaran suku bunga.

Baca Juga: Harga Komoditas Masih Terseok, Ini Efek Bagi Saham Batubara, Nikel, Minyak, & CPO

“Jadi wajar harga batubara naik juga,” imbuh Wahyu kepada Kontan.co.id, Jumat (23/2).

Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong mengatakan, harga batubara naik berkat dorongan peningkatan permintaan terutama dari China karena menurunnya produksi energi dari pembangkit tenaga air. Investor juga mengantisipasi langkah stimulus tambahan dari pemerintah China menyusul langkah-langkah dukungan belakangan ini seperti pada bursa saham dan penurunan suku bunga pinjaman.

“Begitupula permintaan batubara cukup kuat dari India, Korea dan Jepang,” imbuh Lukman kepada Kontan.co.id, Jumat (23/2).

Di samping itu, Lukman juga menilai kenaikan harga batubara karena dukungan dari harga minyak mentah dunia yang sudah stabil dan cenderung naik. Hanya saja, dia memperkirakan kenaikan harga batubara ini hanya musiman, dan permintaan setahun penuh diperkirakan masih akan tetap lebih rendah daripada tahun 2023.

Kendati diperkirakan masih akan tertekan, Lukman melihat potensi harga batubara akan didukung oleh level teknikal support di US$100 - US$115 per ton di tahun 2024, dengan kemungkinan downside terbatas.

Wahyu menyebutkan, keputusan suku bunga Fed bukanlah faktor utama, melainkan perekonomian China yang  akan menjadi penentu masa depan harga batubara. Kemudian isu geopolitik yang berkaitan dengan pergerakan harga komoditas energi, serta faktor cuaca yang mungkin bisa mengganggu produksi.

Baca Juga: Sejumlah Sentimen Ini Jadi Pendorong Kenaikan Harga Batubara

Dia memaparkan, China akan membangun sistem produksi batubara cadangan pada 2027 untuk menstabilkan harga dan mengamankan pasokan batubara. China merupakan konsumen dan produsen batubara teratas di dunia yang menghasilkan rekor 4,5 miliar metrik ton di tahun lalu.

“Terlepas kebijakan green energy, dalam jangka panjang batubara masih sangat potensial,” tambah Wahyu.

Secara umum, Wahyu menilai, penguatan harga batubara masih dalam batas wajar, sehingga prospek tetap masih terbatas di tahun ini. Dia memperkirakan harga batubara di semester I-2024 akan berada dalam rentang US$100-US$150 per ton. Sedangkan, harga batubara diperkirakan berkisar US$80-US$100 per ton di semester II-2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi