Harga Batubara Naik, Begini Proyeksinya Sampai Akhir Tahun 2024



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Penguatan harga batubara diprediksi masih akan berlanjut. Pada Jumat (11/10), harga batubara Newcastle untuk kontrak pengiriman Januari 2025 tercatat sebesar US$ 153,15 per ton, meningkat 3% sejak awal Oktober.

Pengamat komoditas dan pendiri Traderindo.com, Wahyu Tribowo Laksono, menjelaskan bahwa kenaikan harga batubara ini disebabkan oleh meningkatnya permintaan di tengah gangguan pasokan. 

Permintaan yang meningkat berasal dari sejumlah negara Asia, seperti Thailand, Filipina, Vietnam, hingga Jepang.


Baca Juga: Permintaan Lebih Kuat dari Pasokan, Harga Batubara Sentuh US$ 150 per Ton

"Beberapa negara ini mengalami cuaca ekstrem sehingga konsumsi energi meningkat," ujar Wahyu, Jumat (11/10).

Analis Mata Uang dan Komoditas, Lukman Leong, menambahkan bahwa gangguan produksi di China turut menjadi faktor utama pendorong kenaikan harga batubara. 

Selain itu, kenaikan harga komoditas energi lain, seperti gas alam dan minyak mentah, mendorong penggunaan batubara sebagai alternatif energi.

Di India, penurunan produksi energi terbarukan menyebabkan batubara kembali menjadi sumber energi utama, sehingga terjadi ketidakseimbangan antara permintaan dan pasokan.

Baca Juga: Harga Komoditas Diproyeksikan Masih Bergejolak

Lukman juga menilai bahwa stimulus ekonomi dari China menjadi salah satu faktor yang mendukung harga batubara. Namun, karena pertumbuhan ekonomi China diperkirakan masih melambat hingga tahun depan, kenaikan harga batubara kemungkinan akan terbatas.

"Level US$150 adalah batas harga psikologis yang penting. Jika terjadi gangguan yang lebih besar serta cuaca ekstrem, harga bisa naik lebih tinggi lagi," jelas Lukman.

Baca Juga: Harga Melambung, Saham Mitra Energi Persada (KOPI) Kena Suspensi

Lukman memperkirakan harga batubara akan berada di kisaran US$ 140–US$ 150 per ton hingga akhir tahun. 

Sementara itu, Wahyu memperkirakan harga batubara berpotensi bullish hingga mencapai US$ 160 per ton, meski harga wajar diperkirakan berada di rentang US$ 130–US$ 150 per ton.

Selanjutnya: Pertumbuhan Ekonomi Singapura Kuartal III-2024 Meningkat 4,1%

Menarik Dibaca: Tekanan Udara Ban Mobil Ideal Bikin BBM Irit

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli