JAKARTA. PT Renuka Coalindo Tbk sedikit terbantu dengan kenaikan harga batubara beberapa bulan terakhir. Seiring peningkatan harga batubara internasional tersebut, juga terjadi peningkatan permintaan. Salah satu pemicu kenaikan tersebut adalah membaiknya permintaan dari China. Shantanu Lath, Direktur Utama Renuka, mengaku, saat ini memang sudah ada perusahaan China yang ingin membeli, tapi pihaknya belum melakukan penjualan apa-apa ke sana. Renuka masih fokus mengekspor ke India. Total ekspor ini sebesar 90% dari rerata total produksi sekitar 600.000 metrik ton per tahun. Sedangkan sisanya dijual ke domestik, seiring kenaikan permintaan untuk mendukung proyek pengembang listrik swasta membangun PLTU di berbagai daerah. Harga si hitam telah meningkat pesat dalam tiga bulan terakhir. Saat ini permintaan lebih banyak dari pasokan batubara berkalori 4.200 kilo kalori per kilogram (kkal/kg). "Harga sudah mencapai US$ 35 per ton, padahal enam bulan sebelumnya hanya di US$ 26 per ton," ujarnya kepada KONTAN, Senin (19/9).
Harga batubara naik, Renuka bersorak
JAKARTA. PT Renuka Coalindo Tbk sedikit terbantu dengan kenaikan harga batubara beberapa bulan terakhir. Seiring peningkatan harga batubara internasional tersebut, juga terjadi peningkatan permintaan. Salah satu pemicu kenaikan tersebut adalah membaiknya permintaan dari China. Shantanu Lath, Direktur Utama Renuka, mengaku, saat ini memang sudah ada perusahaan China yang ingin membeli, tapi pihaknya belum melakukan penjualan apa-apa ke sana. Renuka masih fokus mengekspor ke India. Total ekspor ini sebesar 90% dari rerata total produksi sekitar 600.000 metrik ton per tahun. Sedangkan sisanya dijual ke domestik, seiring kenaikan permintaan untuk mendukung proyek pengembang listrik swasta membangun PLTU di berbagai daerah. Harga si hitam telah meningkat pesat dalam tiga bulan terakhir. Saat ini permintaan lebih banyak dari pasokan batubara berkalori 4.200 kilo kalori per kilogram (kkal/kg). "Harga sudah mencapai US$ 35 per ton, padahal enam bulan sebelumnya hanya di US$ 26 per ton," ujarnya kepada KONTAN, Senin (19/9).