Harga batubara sedang panas, ini yang dilakukan Adaro Energy (ADRO)



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Harga batubara tengah membara.  Sebagai salah satu emiten batubara terbesar di Indonesia, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) merasakan dampak positif dari kenaikan harga batubara saat ini. 

Melansir laporan semester I 2021,  pendapatan usaha Adaro Energy sebesar US$ 1,56 miliar atau naik 15% year on year. Kenaikan pendapatan ini terutama karena kenaikan 25% yoy pada harga jual rata-rata (ASP). 

Head of Corporate Communication Division Febriati Nadira mengatakan, ADRO melihat outlook batubara ke depan masih akan menghadapi tantangan. Maka itu, ADRO akan  terus  memaksimalkan upaya untuk terus fokus terhadap keunggulan operasional bisnis inti. 


"Selain itu, meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasi, menjaga kas dan mempertahankan posisi keuangan yang solid di tengah situasi sulit yang berdampak terhadap sebagian besar dunia usaha," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (6/10). 

Baca Juga: Garibaldi Thohir berencana jadi pengendali baru Trimegah Sekuritas Indonesia (TRIM)

Untuk memanfaatkan momentum kenaikan batubara, Febrianti mengatakan, Adaro akan terus mengikuti perkembangan pasar dengan tetap menjalankan kegiatan operasi sesuai rencana di tambang-tambang milik perusahaan.  Adaro juga terus berfokus untuk mempertahankan margin yang sehat dan kontinuitas pasokan ke pelanggan.

Sebelumnya, Presiden Direktur dan Chief Executive Officer, Garibaldi Thohir mengatakan, suplai yang ketat di pasar batubara mendorong kenaikan dan menopang harga batubara yang tinggi pada paruh pertama 2021. 

"Akibat hambatan suplai, negara-negara penyuplai utama batu bara tidak mampu memenuhi permintaan yang tinggi berkat pemulihan ekonomi yang terkait dengan kondisi pandemi," ujarnya dalam keterangan tertulis, 30 Agustus 2021 lalu. 

Adapun harga batubara mencapai titik tertinggi dalam beberapa tahun terakhir dan dengan demikian  memungkinkan Adaro Energy membukukan profitabilitas yang baik pada kuartal II 2021. 

Walaupun kondisi pasar membaik, Garibaldi mengatakan, Adaro Energy akan terus mempertahankan disiplin dan fokus pada keunggulan operasional serta efisiensi di sepanjang rantai pasokan batubara yang terintegrasi secara vertikal. 

Volume curah hujan dan jumlah jam hujan pada bulan Mei dan Juni yang lebih tinggi dari perkiraan mempengaruhi operasi penambangan pada paruh pertama 2021 sehingga produksi batubara di sepanjang semester I 2021 mencapai 26,49 juta ton, atau 3% lebih rendah secara yoy. 

Adapun volume penjualan batubara Adaro Energy sebanyak  25,78 juta ton atau turun 5% yoy di semester I 2021. Di semester I 2021, Adaro Energy juga mencatat pengupasan lapisan penutup sebesar 115,22 mbcm atau naik 12% yoy dan nisbah kupas untuk periode tersebut mencapai 4,35x.

 
ADRO Chart by TradingView

Selanjutnya: China dan India terancam krisis energi, begini prospek harga batubara ke depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat