Harga batubara stabil, kinerja ADRO positif



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan PT Adaro Energy Tbk pada kuartal III tercatat positif. Hingga kuartal III 2017 ADRO mencatatkan laba bersih sebesar US$ 372 juta.

Laba bersih ini naik 78,1% secara year on year (yoy). Di periode yang sama ADRO membukukan pendapatan sebesar US$ 2,44 miliar atau naik 37,2% yoy.

Kurniawan Sudjatmiko, analis Ciptadana Sekuritas Asia mengatakan kinerja keuangan ADRO yang positif didukung efisiensi yang dilakukan ADRO hingga membuat biaya operasional turun 31,1% quarter on quarter (qoq) menjadi US$ 35 juta. Kurniawan juga menyebut dalam risetnya 1 November 2017, rata-rata harga jual batubara (ASP) yang meningkat sebesar 42,2% yoy juga berperan dalam membuat pendapatan ADRO meningkat dalam dua digit.


Dessy Lapagu, analis BNI Sekuritas mengatakan, penyulut kinerja hingga kuartal III positif adalah bisnis ADRO yang dinilai cukup terintegrasi. "Supporting bisnis ADRO yang lain akan mendorong potensi revenue," kata Dessy.

Dessy menambahkan, ADRO mendapat dukungan dari bisnis kontraktor yang dimiliki. Maka, tantangan ADRO ke depan adalah bagaimana mencari harga yang lebih baik daripada kontraktor-kontraktor batubara. "Untungnya, ADRO memnag sudah memiliki perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor batubara sehingga terjadi efisiensi," kata Dessy, Rabu (13/12).

Sandro Sirait, analis Trimegah Sekuritas, kinerja ADRO yang positif juga didukung kemampuan memproduksi batubara mencapai 50 juta ton per tahun, mengalahkan jumlah produksi emiten tambang lainnya. "Ketika tambang lain produksinya turun signifikan ketika hujan, kalau ADRO produksi tetap berjalan karena memiliki infrastruktur yang lebih baik," kata Sandro, Rabu (13/12).

Di sisa periode kuartal IV ini, Dessy memproyeksikan masih ada potensi pertumbuhan pendapatan dari aktivitas ekspor ADRO ke Asia Timur terutama China dan Jepang Sandro mengatakan jelang akhir tahun dan masuk musim dingin permintaan akan batubara dari China memang cenderung naik.

Namun, Sandro melihat sentimen ini hanya bertahan untuk jangka pendek. "Ini lagi musim dingin permintaan naik, permintaan ajan kembali normal atau menurun sekitar di Februari 2018 karena suhu mulai kembali normal," kata Sandro.

Sandro memproyeksikan rata-rata harga batubara di 2018 mencapai US$ 80 per metrik ton. "China mengeluarkan statement mau menjaga harga batubara domestiknya di range US$70 per metrik ton-US$80 per metrik ton," kata Sandro.

Sementara Dessy memproyeksikan harga batubara tahun depan masih akan stabil di range US$ 84 per metrik ton-US$86 per metrik ton. "Kemungkinannya tahun depan harga batubara stabil selama China tidak ada regulasi yang signifikan bisa mengubah produksi dan permintaan batubara disana," kata Dessy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati