Harga batubara tertahan pasokan



JAKARTA. Sempat menguat selama 5-14 Agustus 2013, harga batubara kembali cenderung bergerak mendatar. Tingginya kekhawatiran pasar atas bakal melimpahnya pasokan batubara dunia mengerem kenaikan harga.

Harga batubara kontrak pengiriman September 2013 di Bursa ICE sebesar US$ 79,80 per metrik ton, Jumat (23/8), melemah 0,12% dibanding sesi penutupan hari sebelumnya. Dengan pelemahan ini, harga batubara hanya bergerak datar di kisaran US$ 79,45 - US$ 79,90 per metrik ton sejak 15 Agustus 2013.

Guntur Tri Hariyanto, analis Pefindo mengatakan, datarnya pergerakan harga batubara selama hampir dua pekan belakangan ini terjadi akibat keresahan pasar atas tingginya tingkat produksi batubara dunia saat ini. Produksi yang tinggi meningkatkan kekhawatiran berlebihnya pasokan batubara sehingga menekan pergerakan harga.


Terhentinya pergerakan naik harga batubara juga disebabkan oleh aksi tunggu pasar terhadap kelanjutan program stimulus moneter Amerika Serikat (AS) yang akan ditentukan September nanti.

Guntur mengakui, sampai saat ini harga batubara masih tertopang proyeksi Moody's Investors Service dan lembaga survei lainnya yang memperkirakan, prospek permintaan batubara untuk industri dan pembangkit listrik di AS akan naik dari 37% tahun 2012 menjadi 40% di tahun depan.

Tapi, sentimen proyeksi tersebut tidak cukup kuat untuk mengangkat harga batubara terlalu lama. "Pelaku pasar masih bertanya, apakah supply batubara ke depan akan over lagi atau tidak, mereka masih menunggu sehingga membuat harga tertahan," kata Guntur.

Wahyu Tribowo Laksono, analis Megagrowth Futures menambahkan, lesunya harga batubara sepekan terakhir ini dipicu oleh melambannya prospek pemulihan ekonomi China dan masih berlanjutnya krisis ekonomi di Eropa. Hal ini meningkatkan kekhawatiran pasar terhadap makin muramnya prospek permintaan batubara dari negara pengguna terbesar batubara di dunia tersebut sehingga membuat harga batubara tertekan.

Namun, menurut Wahyu, landainya pergerakan harga batubara tersebut diperkirakannya tidak akan berlangsung lama. Membaiknya kinerja ekonomi AS diperkirakan kembali meningkatkan permintaan batubara sehingga bisa membuat harga menguat. Pemberat kenaikan harga batubara tentu saja adalah belum menentunya waktu pemangkasan stimulus AS.

Wahyu mengatakan, harga batubara akan kembali menguat secara teknikal, sepekan ke depan. Pergerakan ini antara lain bisa dilihat dari posisi indikator moving average convergence divergence (MACD) yang masih berada di area positif. Sinyal kenaikan lain juga ditunjukkan stochastic yang berada di level 80 dan relative strength index (RSI) yang masih menunjukkan pergerakan naik.

Wahyu memperkirakan, sepekan ke depan, harga batubara akan menguat di kisaran US$ 75,20-US$ 84,00 per metrik ton. Guntur memprediksi, sepekan mendatang, harga batubara masih akan bergerak datar di kisaran US$ 79-US$ 80 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati