Harga batubara tinggi, kinerja Dana Brata (TEBE) bisa lampaui target



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dana Brata Luhur Tbk (TEBE) mengerek target pendapatan dan laba bersih tahun ini. Revisi naik ini sejalan dengan moncernya kinerja TEBE yang terdorong kenaikan harga batubara.

Direktur Dana Brata Luhur, Hendy Narindra Dewantoro mengatakan, pihaknya sedang menghitung angka resmi target laba bersih untuk akhir tahun ini. Akan tetapi, hitungan kasar manajemen, pendapatan TEBE di akhir 2021 bisa mencapai Rp 385 miliar, dengan laba bersih sekitar Rp 130 miliar.

Sebelumnya, TEBE memperkirakan pendapatan akan menyentuh angka Rp 300 miliar di tahun ini. Per kuartal ketiga 2021 saja, pendapatan sudah mencapai Rp 289 miliar. Untuk laba bersih, awalnya Dana Brata memperkirakan keuntungan Rp 80 miliar tahun ini. Per kuartal ketiga 2021, laba bersih TEBE sudah melebihi angka Rp 80 miliar, yakni Rp 106 miliar.


Baca Juga: Simak jadwal pembagian dividen interim Dana Brata Luhur (TEBE)

“Kenaikan harga batubara mendorong pelanggan TEBE untuk menaikkan produksi secara signifikan, sehingga hal ini berpengaruh dan menaikkan kinerja TEBE,” terang Hendy kepada Kontan.co.id, Sabtu (20/11).

Adapun total volume  pengangkutan sampai dengan kuartal ketiga 2021 berada di angka 4,63 juta metric ton (MT). Hendy memperkirakan, volume barging di tahun ini akan mencapai 6,5 juta MT. Angka ini naik dari proyeksi volume pengangkutan semula yang dipasang manajemen di  kisaran 4 juta-5 juta metric ton.

Namun, untuk proyeksi volume pengangkutan di tahun depan, sementara ini TEBE masih menargetkan di angka 5 juta MT. Proyeksi ini dipasang TEBE sembari mengamati perkembangan harga batubara pada kuartal pertama 2022. “Bisa saja nanti kami revisi naik jika perlu,” sambung Hendy.

Meski demikian, Hendy melihat, kemungkinan rata-rata harga batubara akan tetap tinggi selama 2022. Walaupun memang tidak setinggi bulan Oktober 2021, TEBE tetap optimis terhadap prospek emas hitam ini.

Baca Juga: Harga Batubara Menghangat, TEBE Mengerek Target Pengangkutan

TEBE tidak akan menggelontorkan belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun depan. Sebab, pada tahun 2018-2019, Hendy menyebut TEBE telah mengeluarkan capex untuk menaikkan kapasitas terpasang pelabuhan dari semula 10 juta MT menjadi 18 juta MT. Sedangkan utilitas pelabuhan saat ini baru mencapai sekitar 36% dari kapasitas terpasang. “Sehingga kami beranggapan belum diperlukan capex baru untuk penambahan kapasitas terpasang yang sudah ada pada saat ini,” pungkas Hendy.

Hendy pun mengatakan, ekspansi TEBE masih terus bergulir, salah satunya adalah mengubah pelabuhan batubara menjadi Badan Usaha Pelabuhan (BUP) konsesi. Pengubahan ini guna memperluas cakupan bisnis TEBE.

Nantinya, pelabuhan ini tidak hanya mengangkut batubara, tetapi juga bermacam komoditas seperti minyak sawit  mentah (CPO) hingga penumpang. Hendy bilang, progres perubahan pelabuhan menjadi BUP tetap berjalan sesuai target dan akan selesai pada kuartal kedua 2022. 

Baca Juga: Harga batubara solid, Dana Brata Luhur (TEBE) menggeber ekspansi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati