Harga batubara turun dalam tiga pekan terakhir



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara terus melemah dalam tiga pekan terakhir. Sejak menyentuh level US$ 103 per metrik ton pada 23 Februari lalu hingga kini harganya belum beranjak naik. Berakhirnya musim dingin membuat tingkat permintaan batubara ini pun berkurang.

Mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (16/3) harga batubara kontrak pengiriman Mei 2018 tercatat melemah 0,59% ke level US$ 91,90 per metrik ton. Harga ini turun 1,87% dalam sepekan.

Wahyu Tribowo Laksono, Analis PT Central Capital Futures melihat, koreksi ini merupakan sesuatu yang wajar di tengah harga yang sudah terlalu tinggi. Setelah berakhirnya libur Imlek tingkat konsumsi memang rendah dan persediaan tinggi. “Ini memang biasa terjadi di kuartal I setelah musim dingin mereda,” paparnya.


Apalagi menurut Wahyu penguatan harga batubara yang terjadi di awal tahun sangat terbantu oleh musim dingin. Langkah pemerintah China yang mencoba mengalihkan penggunaan batubara ke gas alam dengan membatasi produksi akhirnya gagal. Pasokan gas alam tidak cukup untuk memenuhi tingginya permintaan sehingga pasar kembali beralih memburu batubara.

Selain itu pelemahan harga juga terjadi karena peningkatan produksi. Biro Statistik China melaporkan pasokan batubara untuk bulan Januari dan Februari mencapai 520 juta metrik ton atau naik 5,7% dari tahun lalu.

Wahyu memperkirakan permintaan batubara dari China belum akan kembali pulih dalam waktu dekat. Pasar masih menanti pertemuan batubara internasional kawasan Asia Pasifik pada bulan April nanti. Namun menjelang akhir tahun kemungkinan harga batubara bisa kembali pulih.

Ibrahim, Direktur PT Garuda Berjangka melihat, pelemahan harga terjadi karena penguatan indeks dollar Amerika Serikat (AS). Ketidakpastian politik yang terjadi dalam tubuh pemerintahan Presiden AS Donald Trump membuat pasar ragu. Pergantian beberapa pejabat Gedung Putih, isu perang dingin menyebabkan dollar menguat dan batubara melemah. “Menguatnya dollar AS membuat harga batubara semakin mahal,” terangnya.

Kata Ibrahim, penguatan harga batubara yang terjadi beberapa waktu lalu hanyalah ulah para spekulan sehingga wajar ketika harga sudah terlalu tinggi pelaku pasar mulai melakukan aksi ambil untung. Ia yakin setelah harga cukup jatuh pasar akan kembali ambil posisi. Investor akan membeli pada harga rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati