Harga batubara turun tipis terpapar virus corona



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pergerakan harga komoditas energi. Meski tertekan, harga batubara yang sudah bergerak di sekitar level bawah hanya turun tipis.

Batubara menjadi komoditas yang memiliki kondisi tak gampang goyah walau diterpa oleh wabah virus korona. Berdasar pasar spot, harga batubara dengan kontrak pengiriman Mei 2020 pada kuartal I ditutup pada posisi US$ 67,10 per ton. Harga batubara turun 2,89% sepanjang kuartal pertama.

Analis Central Capital Futures Wahyu Laksono menilai, pergerakan harga batubara yang terbilang stabil itu disebabkan oleh jumlah permintaan yang juga stabil. Di samping itu, dengan tutupnya sejumlah pertambangan turut mendukung terjaganya harga batubara.


Baca Juga: Intip Kinerja Tiga Emiten Batubara Ini Dalam Lima Tahun Terakhir

Tak hanya itu, negara-negara importir batubara seperti China, Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan menunjukkan tren positif dalam menangani wabah virus corona. Sehingga ekspor tetap berlangsung.

Itu terlihat dari konsumsi batubara oleh China yang mulai kembali sekitar 94% sejak adanya tindakan preventif menghadapi virus corona. Meski begitu, harga batubara di China terlihat masih melemah. “Harga batubara yang stabil ditopang oleh tingkat resiliensi Asia yang relatif tinggi,” kata Wahyu.

Namun, Wahyu tak menampik efek dari virus korona juga mempengaruhi pasokan dan permintaan dari batubara meski tak terlalu signifikan. Adanya gangguan pada sisi pasokan batubara di sejumlah negara eksportir seperti Afrika Selatan akibat virus korona cenderung menahan anjloknya harga. Sebagai informasi, Afrika Selatan telah memberlakukan lockdown sejak 27 Maret lalu.

Baca Juga: Rupiah Bakal Lebih Stabil Bila Penanganan Corona Lebih Baik

Wahyu melihat tantangan yang dihadapi oleh komoditas batubara saat ini masih bergantung pada penyebaran virus corona, terutama di Amerika Serikat (AS). Dengan penutupan sejumlah pertambangan batubara di AS akan berdampak pada menurunnya harga batubara negeri Paman Sam.

Di samping itu, harga minyak juga akan turut mempengaruhi pergerakan harga batubara ke depan. Seandainya harga minyak terus menurun, akan berpotensi menekan harga batubara. Ditambah lagi dengan ancaman perlambatan ekonomi global juga menjadi hambatan bagi harga batubara.

Wahyu bilang meski dari segi fundamental masih terbilang lemah, harga batubara tak mudah untuk anjlok. Ke depan, China memiliki peran yang penting dalam menjaga harga batubara. Diikuti dengan langkah yang akan diambil oleh National Development and Reform Commision (NDRC).

Baca Juga: Polemik Perpanjangan Izin Tambang Batubara

Bila terlampau tinggi akan mengancam konsumen energi listrik. Sedang bila terlampau rendah akan mengancam produsen penghasil batubara. “Bicara komoditas batubara, China memegang peranan yang penting. Sehingga, ancaman untuk jatuh akan diintervensi dengan berbagai cara,” kata Wahyu.

Wahyu memprediksi harga batubara ke depan masih akan tetap stabil. Wahyu menghitung harga batubara ke depan akan berada di rentang US$ 60 per ton–US$ 75 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati