JAKARTA. Harga eceran bawang merah di pasar tradisional relatif stabil sejak awal tahun 2014 sampai saat ini. Mengutip data Kementerian Perdagangan (Kemendag), harga bawang merah per 13 Juni 2014 sebesar Rp 24.975 per kilogram (kg) atau naik 1,7% dibanding harga minggu sebelumnya. Harga tersebut masih di bawah harga referensi bawang merah sebesar Rp 25.700 per kg. Harga bawang merah yang saat ini relatif stabil tercermin dari andil komoditas tersebut terhadap inflasi kelompok bahan makanan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), bulan Januari 2014 bawang merah memberikan andil deflasi 0,06% dan pada bulan Mei memberikan andil inflasi 0,01%. Pasokan bawang merah lokal untuk konsumsi sampai dengan puasa dan lebaran cukup dan aman, karena dua bulan ke depan sampai Agustus 2014 masih akan terjadi panen di sebagian besar daerah sentra produksi, antara lain Cirebon, Brebes, Tegal, Kendal, Bojonegoro, Nganjuk, Ponorogo, Jombang, Kediri, Banyuwangi, Probolinggo, Bima, Enrekang, dan Alahan Panjang. "Bawang adalah salah satu komoditas utama yang memiliki nilai ekonomi tinggi, ditinjau dari sisi pemenuhan konsumsi nasional, sumber penghasilan petani, maupun potensinya sebagai penghasil devisa negara," kata Muhammad Lutfi Menteri Perdagangan, dalam siaran persnya, Senin (16/6). Pemasaran produksi bawang yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan domestik seringkali terkendala fluktuasi harga yang tinggi. Hal ini dikarenakan produksi bawang tidak dapat dilakukan sepanjang tahun dan sifat bawang yang masuk kategori komoditas tidak tahan lama. "Stabilitas harga dan pasokan serta distribusi bawang merupakan bagian penting yang harus menjadi prioritas bagi pemerintah," papar Mendag.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Harga bawang masih dibawah referensi impor
JAKARTA. Harga eceran bawang merah di pasar tradisional relatif stabil sejak awal tahun 2014 sampai saat ini. Mengutip data Kementerian Perdagangan (Kemendag), harga bawang merah per 13 Juni 2014 sebesar Rp 24.975 per kilogram (kg) atau naik 1,7% dibanding harga minggu sebelumnya. Harga tersebut masih di bawah harga referensi bawang merah sebesar Rp 25.700 per kg. Harga bawang merah yang saat ini relatif stabil tercermin dari andil komoditas tersebut terhadap inflasi kelompok bahan makanan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), bulan Januari 2014 bawang merah memberikan andil deflasi 0,06% dan pada bulan Mei memberikan andil inflasi 0,01%. Pasokan bawang merah lokal untuk konsumsi sampai dengan puasa dan lebaran cukup dan aman, karena dua bulan ke depan sampai Agustus 2014 masih akan terjadi panen di sebagian besar daerah sentra produksi, antara lain Cirebon, Brebes, Tegal, Kendal, Bojonegoro, Nganjuk, Ponorogo, Jombang, Kediri, Banyuwangi, Probolinggo, Bima, Enrekang, dan Alahan Panjang. "Bawang adalah salah satu komoditas utama yang memiliki nilai ekonomi tinggi, ditinjau dari sisi pemenuhan konsumsi nasional, sumber penghasilan petani, maupun potensinya sebagai penghasil devisa negara," kata Muhammad Lutfi Menteri Perdagangan, dalam siaran persnya, Senin (16/6). Pemasaran produksi bawang yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan domestik seringkali terkendala fluktuasi harga yang tinggi. Hal ini dikarenakan produksi bawang tidak dapat dilakukan sepanjang tahun dan sifat bawang yang masuk kategori komoditas tidak tahan lama. "Stabilitas harga dan pasokan serta distribusi bawang merupakan bagian penting yang harus menjadi prioritas bagi pemerintah," papar Mendag.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News