JAKARTA. Banjir bawang merah impor membuat petani di dalam negeri menangis. Sebab, pembukaan keran impor oleh Kementrian Perdagangan (Kemdag) membuat harga bawang merah di tingkat petani anjlok. Dibandingkan dengan bulan lalu, pada Desember ini, harga bawang merah turun drastis. Sunarto Atmo Taryono, ketua Umum Dewan Bawang Nasional (DBN) mengatakan, pada tanggal 20 November 2013 lalu, harga bawang merah petani antara Rp 23.000- Rp 24.000 per kilogram (kg). Namun kini harga bawang merah turun 41% menjadi Rp 12.000-Rp 14.000 per kg atau di bawah harga pokok Rp 15.000 per kg. Menurut Sunarto, beberapa perusahaan yang biasanya membeli bawang merah ke petani lebih memilih impor. "Misalnya, PT Indofood Sukses Makmur kini impor 2.000 sampai 3.000 ton," kata Sunarto, kemarin.
Akibatnya, petani tak memiliki posisi tawar sehingga harga bawang merah jatuh. Sunarto bilang, Kemdag ingkar janji. Berdasarkan referensi harga yang dikeluarkan oleh Kemdag, keran impor baru akan dibuka bila harga sudah lebih dari Rp 25.700 per kg. "Ini harga masih di bawah itu sudah impor," kata dia. Kendati demikian, di tingkat eceran, harga bawang merah relatif masih tetap yaitu sekitar Rp 28.000 per kg. Sementara untuk harga grosir, menurut Suminto, Staf Pusat Data dan Informasi Pasar Induk Sayuran dan Buah Kramat Jati (PISBKJ), harga bawang merah pada saat ini Rp 20.000-Rp 21.000 per kg. "Turunnya sekitar Rp 1.000-Rp 2.000 per kg," kata Suminto. Sunarto bilang, bawang impor semakin membuat petani bawang merah terjepit. Padahal, sebelumnya, petani bawang merah ini juga dipusingkan dengan tingginya biaya produksi karena kenaikan harga bibit bawang merah. Bukan itu saja, cuaca banyak hujan juga membuat biaya pengeringan lebih mahal. Sebelumnya, Bachrul Chairi, Dirjen Perdagangan Luar Negeri, Kemdag mengatakan, pemerintah pada akhir tahun ini belum membuka keran impor bawang merah. "Karena di dalam negeri masih panen raya," katanya. Dalam setahun, panen bawang merah terjadi selama dua kali. Sebanyak 30% dipanen antara Januari-Juni. Sementara panen pada Juli-Desember mencapai 70%. Sementara itu, produksi bawang merah dalam negeri juga turun sebagai pengaruh cuaca. Tahun lalu, produksi bawang merah sekitar 1,2 juta ton. Tahun 2013, produksi bawang merah lokal hanya sekitar 900.000 ton. "Konsumsi bawang merah tahun ini turun, sehingga produksi masih bisa memenuhi kebutuhan," kata Sunarto.
Ekspor bawang merah Walaupun mengimpor, Indonesia juga mengekspor bawang merah. Menurut Sunarto, sampai dengan akhir tahun ini, ekspor bawang merah dari Indonesia hanya sekitar 15.000 ton. Angka tersebut lebih rendah dari ekspor bawang merah tahun lalu yang mencapai sekitar 30.000 ton. Kendati demikian, produksi bawang merah memang lebih untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lokal. Berbeda dengan data asosiasi, Data Ditjen Produksi dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementrian Pertanian menyebutkan volume ekspor bawang merah tahun 2012 mencapai 19.084,76 ton dengan nilai US$ 8,8 juta. Periode Januari-September 2013, volume ekspor bawang merah baru 1.250 ton, sebagian besar ke Thailand, yaitu 991 ton. Meskipun volumenya turun, harga bawang merah ekspor naik. Di tahun 2012, petani menjual bawang merah ke luar negeri sebesar Rp 7.000 sampai Rp 9.000 per kg. Pada tahun ini, rata-rata, harga bawang merah ekspor melejit hingga Rp 18.000 sampai Rp 20.000 per kg. n Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Fitri Arifenie