KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas bawang putih di sejumlah daerah terpantau tinggi. Kenaikan harga ini disebabkan oleh kualitas bawang putih impor yang tidak baik. Anggota Komisioner Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Eugenia Mardanugraha mengatakan hasil pertemuan yang dilakukan KPPU dengan pelaku impor bawang putih menyebut kenaikan harga terjadi akibat stok yang ada dalam kualitas kurang baik. “Bawang putih yang ada sekarang bukan bawang putih kualitas baik, sehingga mereka (importir) mengeluarkan biaya yang cukup tinggi untuk menyimpan bawang putih tersebut. Itu yang menyebabkan harga di pasar tinggi,” ujarnya saat ditemui di Gedung KPPU, Jakarta, Selasa (21/5).
Wanita yang akrab disapa Jenny itu menjelaskan, realisasi impor bawang putih tampak kurang yang disebabkan oleh terbitnya Surat Persetujuan Impor (SPI) baru dilakukan akhir tahun lalu. Namun, dia bilang, importir masih memilik stok di bulan November – Desember 2023.
Baca Juga: Harga Bahan Pangan Masih Bertahan Tinggi Sepanjang Tahun Ini “Untuk realisasi 2024 belum tinggi karena masih ada stok November - Desember tahun lalu karena bawang putih bisa disimpan dalam waktu enam bulan,” jelasnya. Jenny mengungkapkan, pada pertengahan bulan Juni mendatang importi bakal kembali memasukkan bawang putih ke Indonesia, sehingga ini diharapkan mampu menekan harga di pasar. “Di akhir bulan Juni mereka optimistis harga bawang putih akan turun. Kalau tidak terjadi kami dari KPPU akan melakukan obervasi lagi, kalau seandainya harga bawang putih masih tinggi di atas Rp 40.000 per kilogram,” ungkapnya. Sementara itu, Anggota Perkumpulan Pelaku Usaha Bawang Putih dan Sayuran Umbi Indonesia (Pusbarindo) Bambang membenarkan, kualitas bawang putih yang diimpor pada tahun 2023 itu kurang baik yang dikarenakan terkena hujan saat dilakukan penjemuran oleh petani di China. “Memang cuaca tidak bagus pada waktu mereka jemur karena hujan, jadi otomatis kualitasnya kurang bagus. Sekarang yang kami impor itu barang yang kurang bagus yang kami dapati dari 2023,” katanya di lokasi yang sama. Bambang menuturkan, pihaknya akan kembali mengimpor bawang putih hasil panen yang baru di 2024, di mana ini akan dilakukan pada pertengahan Juni mendatang. Dia memastikan, bawang putih yang akan didatangkan ini akan baik. “Panen baru di 2024 akan kita impor di Juni pertengahan, itu bawang bagus. Nah itu kami berani impor banyak karena kualitasnya memang bagus,” tuturnya. Bambang menyebutkan, stok bawang putih saat ini yang dimiliki importir Indonesia sebanyak 50.000 ton sampai 80.000 ton. Menurutnya, stok tersebut mampu mencukupi kebutuhan di dalam negeri.
Baca Juga: Harga Bawang Putih Tinggi, Bapanas: Baru 2 Importir yang Selesaikan Realisasi Impor “Nanti bulan Juni bisa impor kita 50.000 ton sampai 60.000 ton. Jadi kalau untuk stok penjualan sih cukup ya tidak ada masalah,” sebutnya. Lebih lanjut, Bambang menambahkan, stok bawang putih yang akan diimpor pada pertengahan bulan Juni tersebut mampu mencukupi penjualan di dalam negeri hingga akhir tahun 2024. “Cukup pasti itu, pemerintah yang ngatur, Kemendag kan ada perhitungan pasti cukup. Bawang putih tidak pernah kekurangan kok, kita tidak pernah bilang bawang putih tidak ada stok. Ya cuma di harganya saja (masalahnya),” tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi