KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga bahan bakar minyak di dalam negeri dinilai manipulatif karena lebih mahal dari seharusnya. Akibatnya, terjadi ekonomi biaya tinggi dan harga barang lebih mahal sehingga beban masyarakat makin berat menghadapi dampak Covid-19. Bambang Haryo Soekartono, mantan anggota Komisi VI DPR periode 2014-2019 dari Fraksi Gerindra, mengungkapkan salah satu indikasi manipulasi harga BBM itu terlihat dari mahalnya harga solar di dalam negeri dibandingkan dengan bunker di pelabuhan Singapura. Mengutip data bunker-ex.com per 21 Mei 2020, paparnya, harga bunker minyak diesel atau solar jenis MGO (HSD) di pelabuhan Singapura tercatat US$264 per 1.200 liter. Ini berarti harga solar nonsubsidi di pelabuhan transhipment terbesar di Asia Tenggara itu hanya Rp3.300 per liter (asumsi kurs Rp15.000 per dollar AS).
Harga BBM dalam negeri dinilai manipulatif, kenapa?
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga bahan bakar minyak di dalam negeri dinilai manipulatif karena lebih mahal dari seharusnya. Akibatnya, terjadi ekonomi biaya tinggi dan harga barang lebih mahal sehingga beban masyarakat makin berat menghadapi dampak Covid-19. Bambang Haryo Soekartono, mantan anggota Komisi VI DPR periode 2014-2019 dari Fraksi Gerindra, mengungkapkan salah satu indikasi manipulasi harga BBM itu terlihat dari mahalnya harga solar di dalam negeri dibandingkan dengan bunker di pelabuhan Singapura. Mengutip data bunker-ex.com per 21 Mei 2020, paparnya, harga bunker minyak diesel atau solar jenis MGO (HSD) di pelabuhan Singapura tercatat US$264 per 1.200 liter. Ini berarti harga solar nonsubsidi di pelabuhan transhipment terbesar di Asia Tenggara itu hanya Rp3.300 per liter (asumsi kurs Rp15.000 per dollar AS).