Harga BBM di atas keekonomian, lindungi Pertamina



JAKARTA. Ekonom menilai idealnya harga bahan bakar minyak (BBM) memang disesuaikan dengan harga keekonomian. Namun demikian, pemerintah ternyata berencana akan menetapkan harga BBM tidak sama dengan harga keekonomian.

Yaitu, akan sedikit lebih tinggi dari harga keekonomian, meskipun harganya akan lebih rendah dari saat ini. Ekonom Bank Permata Josua Pardede melihat, kebijakan itu akan menguntungkan PT Pertamina.

Sebab, saat ini trend harga minyak dunia mulai naik. Jadi, ada risiko yang akan ditanggung Pertamina jika ada lonjakan harga minyak dunia. "Saya pikir ini upaya pemerintah mengurangi beban Pertamina," katanya, Kamis (24/3).


Josua memperkirakan harga keekonomian BBM saat ini berada di level Rp 5.000-Rp 5.500 per liter. Hal itu dengan pertimbangan harga minyak dunia yang sudah turun dari US$ 50 per barel menjadi US$ 35 per barel.

Lalu di sisi lain nilai tukar rupiah sedang dalam trend menguat. Namun demikian, Josua melihat pemerintah tetap konsisten dengan tetap mereview harga BBM setiap tiga bulan sekali.

Jika BBM jadi diturunkan, Josua memperkirakan menurunkan laju inflasi. Elastisitas inflasi terhadap harga BBM menurut Josua adalah setiap harga BBM turun sebesar 1%, maka inflasi akan turun antara 0,03%-0,05%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto