JAKARTA. Kalangan industri patut bersorak senang. Tren penurunan harga minyak dunia saat ini bisa jadi membuat harga jual bahan bakar minyak (BBM) industri lebih murah ketimbang harga BBM bersubsidi. "Kalau terus turun hingga di bawah US$ 60 per barel jangan heran kalau bulan November-Desember harga BBM industri itu jauh lebih murah daripada harga BBM subsidi, yakni di bawah Rp 6.000," kata Direktur Institute for Development of Economics & Finance M. Ikhsan Modjo di sela Seminar Ketahanan Energi, Sektor Keuangan dan Alternatif Pendanaan di Hotel Borobudur Jakarta, Kamis (23/10). Ikhsan juga menambahkan di tengah kondisi krisis keuangan global saat ini, harga minyak dunia akan terus merosot. Paling tidak, ini akan berlangsung selama krisis global yang diperkirakan terjadi selama 2 tahun. Dengan begitu, fluktuasi harga minyak dunia tidak akan menunjukkan tren meningkat dalam waktu dekat. "Kecuali ada hal dramatis yang bikin krisis global ini hilang," ujar Ikhsan. Angka pada saat US$ 60 per barel didasarkan pada kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM pada tahun 2005. Ikhsan melihat pemerintah tidak konsisten menyikapi fluktuasi harga minyak internasional.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Harga BBM Industri Bakal Lebih Murah dari BBM Subsidi
JAKARTA. Kalangan industri patut bersorak senang. Tren penurunan harga minyak dunia saat ini bisa jadi membuat harga jual bahan bakar minyak (BBM) industri lebih murah ketimbang harga BBM bersubsidi. "Kalau terus turun hingga di bawah US$ 60 per barel jangan heran kalau bulan November-Desember harga BBM industri itu jauh lebih murah daripada harga BBM subsidi, yakni di bawah Rp 6.000," kata Direktur Institute for Development of Economics & Finance M. Ikhsan Modjo di sela Seminar Ketahanan Energi, Sektor Keuangan dan Alternatif Pendanaan di Hotel Borobudur Jakarta, Kamis (23/10). Ikhsan juga menambahkan di tengah kondisi krisis keuangan global saat ini, harga minyak dunia akan terus merosot. Paling tidak, ini akan berlangsung selama krisis global yang diperkirakan terjadi selama 2 tahun. Dengan begitu, fluktuasi harga minyak dunia tidak akan menunjukkan tren meningkat dalam waktu dekat. "Kecuali ada hal dramatis yang bikin krisis global ini hilang," ujar Ikhsan. Angka pada saat US$ 60 per barel didasarkan pada kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM pada tahun 2005. Ikhsan melihat pemerintah tidak konsisten menyikapi fluktuasi harga minyak internasional.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News