Harga BBM Naik, Belum Mempengaruhi Inflasi Juni



JaKARTA. Bank Indonesia tetap percaya diri tingkat inflasi Juni 2013 tidak akan mencapai 2%. Alasannya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi baru efektif pada 22 Juni lalu.

"Inflasi Juni paling tinggi 1%, karena dampak kenaikan BBM baru seminggu saja," kata Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo kepada KONTAN, Kamis (27/6).

Tapi, kenaikan BBM ini baru akan mengatrol laju inflasi di bulan Juli tahun ini. Apalagi di Juli terdapat momentum inflasi tinggi karena menjelang masuk sekolah dan bertepatan dengan bulan puasa. "Puncaknya di Juli akan tinggi," tambah Agus. 


Selain kenaikan harga BBM, inflasi bulan ini juga terpengaruh oleh kenaikan harga pangan. Maklum ekspekatasi kenaikan harga BBM telah ikut mengerek harga barang dan jasa. Sejak Juni, harga komoditas pangan mulai merangkak naik bervariasi mulai 1% sampai lebih dari 15%.

Tapi tak semua ekonom sejalan dengan proyeksi BI. Mayoritas ekonom yang dimintai pendapat oleh KONTAN beralasan inflasi kali ini sulit diukur karena kenaikan harga BBM dilakukan di minggu ketiga Juni. Dari hasil poling KONTAN terlihat dua kubu proyeksi laju inflasi Juni yaitu prediksi kurang dari 1% dan diatas 1%.

Ekonom Bank Danamon Dian Ayu Yustina menyebut akan terjadi peningkatan inflasi dari Mei ke Juni. Jika Mei lalu terjadi deflasi sebesar 0,03%, bulan ini inflasi bulanan menyentuh 0,84% . Artinya inflasi tahunan naik menjadi 5,7% dari 5,47% di Mei. Ini terjadi akibat tingkat inflasi inti bulanan di Juni meningkat tinggi menjadi 0,4% dari sebelumnya cuma sekitar 0,06%.

Namun hal ini tak terlalu berdampak pada inflasi inti tahunan, karena hanya sedikit terjadi pergeseran menjadi 4,06% dari 3,99%. Inflasi inti atau yang tidak dipengaruhi oleh kebijakan harga, lebih terpengaruh akibat harga emas yang turun dan depresiasi rupiah sepanjang Juni.

Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati pun melihat inflasi tidak akan mekar melebihi 1%. Mengingat pendorong utama hanya berasal dari harga bagan pangan. "Harga pangan sudah naik 20% di Juni," tandasnya.

Ia melihat harga barang pokok seperti bawang merah dan bawang putih masih dalam tren menurun. Sementara itu, harga pangan lainnya, yaitu cabai, daging ayam, dan telur terlihat meningkatkan.

Inflasi bisa tinggiBerbeda dengan Dian dan Enny, kepala ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih melihat ada potensi inflasi Juni mencapai 2%. Berkaca dari pengalaman pada saat pemerintah mengerek harga BBM Maret 2005 lalu yang membuat inflasi mencapai 1,8%. "Padahal Maret itu bukan 'musim inflasi"," jelasnya.

Nah, Juni sebenarnya memasuki musim inflasi karena persiapan puasa dan libur sekolah. Ditambah kenaikan BBM yang bertele-tele membuat prediksi inflasi Samuel Sekuritas sebesar 1,2% yang membuat inflasi year on year sebesar 6,76%.

Kepala Ekonom Bank Tabungan Negara A. Prasetyantoko pun memprediksi laju inflasi Juni melampaui 1%. Mengingat siklus inflasi di bulan enam antara 0,7% - 0,9%. "Karena ada faktor kenaikan BBM, mungkin bisa lebih dari 1%," tandasnya.

Sementara dalam hitungan Ekonom BCA David Sumual, setiap kenaikan harga BBM 10% menyumbang inflasi sebesar 0,8%. Nah, kenaikan harga premium pada 21 Juni lalu sebesar 44,4%, artinya dampak ke inflasi 3%.

Jika pemerintah tidak mampu meredam inflasi akibat BBM, target inflasi tahun ini sebesar 7,2% bakal segera terlampaui. Pemerintah bisa mengendalikan harga transpor dan memastikan suplai barang ke pasar tetap lancar, sehingga harga barang tidak naik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari