JAKARTA. Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Begitulah nasib industri di negeri ini. Kenaikan harga bahan baku bukan satu-satunya penyebab pengusaha semakin terjepit. Belakangan ini, mereka juga mulai menanggung dampak lonjakan harga BBM industri. Wakil Sekretaris Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Franky Sibarani mengatakan, harga BBM industri kini kian melaju. Harga premium misalnya, kini sudah di kisaran Rp 8.000 per liter. Sementara, harga solar sekitar Rp 9.000 per liter. "Padahal, sebelum krisis Libia, harga BBM industri masih sekitar Rp 6.000 per liter," kata Franky, Senin (21/3). Menurut Franky, industri manufaktur mulai kelimpungan dengan kenaikan harga BBM industri ini. Sebab, kondisi itu mengakibatkan biaya produksi dan ongkos transportasi otomatis naik. "Beban kami ikut naik," ucapnya. Asal tahu saja, selama ini, biaya energi memakan 5%-10% dari total biaya produksi.
Harga BBM naik, industri makin tertekan
JAKARTA. Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Begitulah nasib industri di negeri ini. Kenaikan harga bahan baku bukan satu-satunya penyebab pengusaha semakin terjepit. Belakangan ini, mereka juga mulai menanggung dampak lonjakan harga BBM industri. Wakil Sekretaris Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Franky Sibarani mengatakan, harga BBM industri kini kian melaju. Harga premium misalnya, kini sudah di kisaran Rp 8.000 per liter. Sementara, harga solar sekitar Rp 9.000 per liter. "Padahal, sebelum krisis Libia, harga BBM industri masih sekitar Rp 6.000 per liter," kata Franky, Senin (21/3). Menurut Franky, industri manufaktur mulai kelimpungan dengan kenaikan harga BBM industri ini. Sebab, kondisi itu mengakibatkan biaya produksi dan ongkos transportasi otomatis naik. "Beban kami ikut naik," ucapnya. Asal tahu saja, selama ini, biaya energi memakan 5%-10% dari total biaya produksi.