JAKARTA. Rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi berpotensi memukul bisnis perbankan. Bank Indonesia (BI) memproyeksi, kenaikan BBM akan berimbas pada peningkatan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) dan memperlambat laju penyaluran kredit.. Berdasarkan penelitian sementara BI, jika harga BBM naik, pertumbuhan kredit bank akan menurun menjadi 21,7% - 23,6%. Sebelumnya, kredit diperkirakan akan tumbuh 22,5% - 24,3%. Penurunan ini juga akan berimbas pada penurunan dana pihak ketiga, dari sebelumnya 17,5% - 18,5% menjadi 17% - 17,9%. Kenaikan BBM juga berimbas pada kenaikan NPL, menjadi 1,6% - 2,1%. Sektor yang memicu kenaikan NPL adalah sektor konstruksi, sedangkan kenaikan NPL terkecil pada sektor listrik. Sementara sektor jasa sosial tidak terkena imbas.
Harga BBM naik, kredit bank seret
JAKARTA. Rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi berpotensi memukul bisnis perbankan. Bank Indonesia (BI) memproyeksi, kenaikan BBM akan berimbas pada peningkatan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) dan memperlambat laju penyaluran kredit.. Berdasarkan penelitian sementara BI, jika harga BBM naik, pertumbuhan kredit bank akan menurun menjadi 21,7% - 23,6%. Sebelumnya, kredit diperkirakan akan tumbuh 22,5% - 24,3%. Penurunan ini juga akan berimbas pada penurunan dana pihak ketiga, dari sebelumnya 17,5% - 18,5% menjadi 17% - 17,9%. Kenaikan BBM juga berimbas pada kenaikan NPL, menjadi 1,6% - 2,1%. Sektor yang memicu kenaikan NPL adalah sektor konstruksi, sedangkan kenaikan NPL terkecil pada sektor listrik. Sementara sektor jasa sosial tidak terkena imbas.