Harga BBM naik, Menkeu yakin impor migas turun



JAKARTA. Pemerintah berencana menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada pertengahan Juni ini. Menteri Keuangan Chatib Basri meyakini kenaikan harga BBM bersubsidi ini bisa mengurangi tingginya impor migas Indonesia.

Ia menjelaskan, selama ini yang mendorong kenaikan impor migas adalah disparitas harga yang besar antara BBM bersubsidi dan BBM non subsidi. Sebab, ini membuat BBM bersubsidi rawan diselundupkan sehingga konsumsi bisa melebihi kebutuhan sebenarnya.

"Kalau harga BBM bersubsidi dinaikkan, maka tekanan pada impor migas akan turun. Pada gilirannya, akan membuat rupiah juga menguat," jelasnya Jumat (31/5).Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, impor migas pada Maret 2013 mencapai US$ 3,71 miliar. Angka impor migas ini naik 1,72% ketimbang Februari 2013 yang sebesar US$ 3,64 miliar.


Bahkan di kuartal I, impor migas mencapai US$ 11,313 miliar, naik 7,53% ketimbang periode sama setahun lalu. Dari jumlah itu, sebagian besar berupa impor hasil minyak (BBM) yang sebesar US$ 7,26 miliar. "Kalau impor premium (BBM bersubsidi) berkurang, maka impor migas bisa berkurang," kata Deputi bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo beberapa waktu lalu.Hanya saja, Chatib enggan membeberkan berapa perkiraan penurunan impor migas jika harga BBM bersubsidi naik.  Dampak kenaikan BBM ke rupiah Dalam beberapa hari terakhir, nilai tukar rupiah terus melemah. Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI), pada Jumat (31/5) rupiah ada di level Rp 9.802 per dollar AS. Chatib menilai pelemahan rupiah ini merupakan imbas dari sentimen regional dan global. Chatib bilang pelemahan nilai tukar rupiah berdampak positif pada ekspor karena membuat harga ekspor Indonesia jadi lebih kompetitif. Meski begitu, ia optimis, jika harga BBM naik, maka nilai tukar bakal kembali menguat.Sepakat dengan Chatib, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa juga meyakini jika telah ada kepastian mengenai kenaikan harga BBM akan memberikan sinyal positif bagi rupiah. "Kalau pada 17 Juni 2013 pemerintah dan DPR sudah menyetujui APBNP 2013, maka rupiah kita akan menguat kembali," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: